KATA
PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Allah SWT, karena atas rahmat,
taufiq dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pengelohan Limbah Kakao Menjadi Bahan Pakan
Ternak.
Pada
penyusunan makalah ini, kami mencari beberapa referensi dari beberapa media
termasuk internet, dimana referensi tersebut ada kaitannya dengan karya tulis
ilmiah ini. Tujuan lain dari penyusunan sebuah makalah ini adalah untuk menjelaskan
tentang limbah kakao, cara pengolahan limbah kakao beserta pemanfaatannya, dan
penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan limbah kakao.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah sempurna dan banyak
kekurangan. Dan apabila ada kata – kata atau kalimat yang tidak berkenan atau
dapat menyinggung perasaan pembaca, kami memohon maaf. Oleh karena itu, kritik
dan saran senantiasa penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Demikian
makalah ini kami susun.
WaÂÂÂssalamu’alaikum
Wr. Wb.
Samata,
April 2019
Kelompok
6
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar...........................................................................................................
Daftar
Isi....................................................................................................................
BAB
I Pendahuluan................................................................................................
1.
Latar Belakang................................................................................................
2.
Rumusan Masalah...........................................................................................
3.
Tujuan..............................................................................................................
BAB
II Isi.................................................................................................................
1.
Definisi Kulit Buah
Kakao..............................................................................
2.
Pemanfaatan Limbah Kulit Buah
Kakao........................................................
2.1.
Proses Pengolahan dengan Fermentasi................................................
2.2.
Proses Pengolahan tanpa Fermentasi...................................................
3.
Penggunaan Hasil
Olahan...............................................................................
BAB
III Penutup....................................................................................................
1.
Kesimpulan......................................................................................................
2.
Saran................................................................................................................
Daftar
Pustaka...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hambatan utama petani ternak khususnya
dalam peningkatan populasi ternak yaitu terbatasnya bahan pakan. Perluasan
areal untuk penanaman rumput sebagai pakan ruminansia sangat sulit, karena alih
fungsi lahan yang sangat tinggi. Mengingat sempitnya lahan penggembalaan, maka
usaha pemanfaatan sisa hasil (limbah) pertanian untuk pakan perlu dipadukan
dengan bahan lain yang sampai saat ini belum biasa digunakan sebagai pakan.
Limbah tanaman pangan dan perkebunan memiliki peran yang cukup penting dan
berpotensi dalam penyediaan pakan hijauan bagi ternak ruminansia (ruminansia = hewan pemamah biak, seperti
sapi, biri-biri, domba dan kerbau) terutama pada musim kemarau. Pada musim
kemarau hijauan rumput terganggu pertumbuhannya, sehingga pakan hijauan yang
tersedia kurang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Bahkan di
daerah-daerah tertentu rumput pakan ternak akan kering dan mati sehingga
menimbulkan krisis pakan hijauan. Selain itu, sistem pemeliharaan ternak
ruminansia sebagian besar masih
tergantung pada hijauan pakan berupa rumput- rumputan dan pakan hijauan lainnya
dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan.
Untuk mengatasi masalah kekurangan pakan
ini, diharapkan peternak bisa memanfaatkan limbah pertanian yang cukup banyak
tersedia disekitarnya antara lain kulit buah kakao, pucuk tebu, jerami padi,
jerami jagung, jerami kedelai dan jerami kacang tanah melalui perlakuan
tertentu.
Disini kami memilih kulit buah kakao, karena
memiliki peran yang cukup penting dan berpotensi dalam penyediaan pakan ternak
ruminansia khususnya kambing terutama pada musim kemarau. Pemanfaatan kulit
buah kakao sebagai pakan ternak dapat diberikan dalam bentuk segar maupun dalam
bentuk tepung setelah diolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kulit buah
kakao segar yang dikeringkan dengan sinar matahari kemudian digiling
selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.
A. Rumusan Masalah
a.)
Apa itu kulit buah kakao ?
b.)
Bagaimana cara / langkah-langkah pengolahan limbah
kulit buah kakao beserta prosesnya ?
c.)
Bagaimana caranya penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan kulit kakao tersebut ?
B.
Tujuan
a)
Untuk
mengetahui buah kakao
b)
Untuk
mengetahui bagaimana cara / langkah-langkah pengolahan limbah kulit buah
kakao beserta prosesnya
c)
Untuk
mengetahui cara penggunaan bahan pakan hasil dari pengolahan tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kulit Buah Kakao
Pohon kakao
merupakan tumbuhan asli benua Amerika tepatnya di pegunungan Andes dibasin
sungai Amazon dan Orinoco. Kulit buah kakao (shel fod husk) merupakan limbah agro-industri yang dihasilkan dari
tanaman kakao (Theobroma cacao L.), buah coklatnya terdiri dari 74 % kulit buah, 2 % plasenta dan 24 % biji. Hasil analisa
proksimat (perkiraan) mengandung 22 %
protein dan 3-9 % lemak (sumber: Nasrullah dan A. Ella, 1993).
Pakar lain menyatakan kulit buah kakao kandungan gizinya terdiri dari bahan kering (BK) 88 %, protein kasar (PK) 8 %, serat kasar (SK) 40,1 % dan Total Digestible Nutrient (=gizi total
yang dicerna) (TDN) 50,8 % serta
penggunaannya oleh ternak ruminansia 30-40
%.
2. Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao
Dari
hasil penelitian yang dilakukan pada ternak domba, bahwa penggunaan kulit buah
kakao dapat digunakan sebagai pengganti suplemen sebanyak 15 % atau 5 % dari
ransum (ransum adalah campuran 2 atau
lebih bahan pakan yang disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama ± 24 jam).
Sebaiknya sebelum digunakan sebagai pakan ternak, limbah kulit buah kakao perlu
difermentasikan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar lignin (lignin adalah bahan polimer tidak berbentuk,
yang bersama-sama dijumpai di antara sel dan dinding sel tumbuhan) yang
sulit dicerna oleh hewan dan untuk meningkatkan kadar protein dari 6-8 % menjadi 12-15 %. Pemberian kulit buah kakao yang telah diproses pada ternak
sapi dapat meningkatkan berat badan sapi sebesar 0,9 kg/ hari.
2.1.
Proses
Pengolahan dengan Fermentasi
Melalui
proses fermentasi, nilai gizi limbah kulit buah kakao dapat ditingkatkan,
sehingga layak untuk pakan penguat kambing maupun sapi, bahkan untuk ransum
babi dan ayam. Salah satu fermentor (bahan yang digunakan untuk melakukan fermentasi)
yang cocok untuk limbah kulit buah kakao adalah Aspergillus niger .
Manfaat fermentasi dengan teknologi ini antara lain :
- Meningkatkan
kandungan protein
- Menurunkan
kandungan serat kasar
- Menurunkan
kandungan tanin (zat penghambat pencernaan)
Berikut
adalah langkah – langkah pengolahan dengan fermentasi secara sederhana:
- Kulit buah kakao yang telah
dikumpulkan dicingcang/dicacah sampai menjadi partikel-partikel kecil.
Pencacahan dimaksudkan untuk memudahkan proses pengeringan dan
penggilingan.
- Hasil cacahan difermentasi
dengan larutan Aspergillus niger dengan perbandingan 1 liter Aspergillus niger
: 10 liter air (untuk 200 kg
kulit buah kakao). Proses fermentasi berlangsung 5–6 hari, setelah itu
dijemur sampai kering.
- Selanjutnya dilakukan penggilingan
kulit buah kakao yang telah kering dengan menggunakan mesin
penggiling/penghancur/pencacah (hammer mill) atau ditumbuk.
- Hasil penggilingan dapat berupa tepung (powder) atau butiran (crumble) tergantung ukuran saringan yang dikehendaki kemudian dicampur ke ransum sapi
Skema Proses Pengolahan
Limbah Kulit Buah Kakao dengan Fermentasi
2.2.
Proses
Pengolahan tanpa Fermentasi
Kumpulkan
limbah kulit buah kakao dari hasil panen lalu dicingcang. Kemudian dijemur pada
sinar matahari sampai kering yang ditandai dengan cara mudah dipatahkan atau
mudah hancur kalau diremas. Setelah kering ditumbuk dengan menggunakan lesung
atau alat penumbuk lainnya, kemudian dilakukan pengayakan. Untuk meningkatkan
mutu pakan ternak, maka tepung kulit buah kakao dapat dicampur dengan bekatul
dan jagung giling masing-masing 15 %,
35 % dan 30 %. Ini artinya bahwa ransum tersebut terdiri atas 15 % tepung kulit buah kakao, 35 % bekatul
dan 30 % jagung giling.
3.
Penggunaan
Hasil Olahan
1. Pada
awal pemberian, biasanya ternak tidak langsung mau memakannya. Karena itu
berikanlah pada saat ternak lapar dan bila perlu ditambah sedikit garam atau
gula untuk merangsang nafsu makan.
2. Tepung
limbah hasil fermentasi bisa langsung diberikan kepada ternak, atau disimpan.
Penyimpanan harus dengan wadah yang bersih dan kering.
3. Untuk
ternak ruminansia (sapi, kambing) limbah kakao olahan bisa dijadikan pakan
penguat, untuk mempercepat pertumbuhan atau meningkatkan produksi susu. Bisa
diberikan sebagai pengganti dedak, yaitu sebanyak 0,7-1,0 % dari berat hidup ternak.
4. Pada
ayam buras petelur pemberian limbah kakao sebagai pengganti dedak hingga 36 %
dari total ransum dapat meningkatkan produksi telur.
5. Pada
ternak kambing menunjukkan bahwa ternak nampak sehat, warna bulu mengkilat dan
pertambahan berat badan ternak dapat mencapai antara 50-150 gram per ekor per hari.
6. Untuk
babi dapat juga diberikan sebagai pengganti dedak padi dalam ransum sekitar 35-40 %.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Limbah
kakao merupakan limbah yang banyak dihasilkan dari sektor pertanian, dimana
kulitnya bisa diolah menjadi bahan pakan ternak. Jadi, sebaiknya para petani
khususnya di Indonesia agar lebih mendalami ilmu tentang pengolahan limbah
kulit buah kakao dengan proses fermentasi maupun tanpa fermentasi.
2. Saran
Demikian
makalah tentang Pengolahan Limbah Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan
Ternak ini kami susun. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna dan
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran senantiasa kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Kami juga memohon maaf bila ada kata – kata yang
kurang berkenan dan bila dalam makalah ini ada yang tidak sesuai dengan
kriterianya.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin
Wawo, (tanpa tahun). Mengolah Limbah
Kulit Buah Kakao Menjadi Bahan Pakan Ternak. Penyuluh Pertanian Madya.
Anonim,
2001. Sosialisasi dan Diseminasi
Teknologi Pengkajian Ternak dengan Pemanfaatan Limbah Kakao. Instalasi
Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Anonim,
2001. Pemanfaatan Kulit Buah Kakao
Sebagai Pakan Kambing. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Selatan. Lembar Informasi Pertanian (Liptan).
Hasnah
Juddawi, Albertus Sudiro dan Amirullah, (tanpa tahun). Pemanfaatan Kulit Buah Kakao Sebagai Pakan Ternak. Naskah Siaran
Pedesaan. Instalasi Pengkajian Penerapan Teknologi Pertanian (IPPTP). Makassar.
Nasrullah
dan A. Ella, 1993. Limbah Pertanian dan
Prospeknya Sebagai Sumber Pakan Ternak di Sulawesi Selatan. Makalah. Ujung
Pandang.
Anonim,
(tanpa tahun). Pemanfaatan Limbah dalam
Integrasi Perkebunan – Ternak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bali dan Bappeda Propinsi Bali. Leaflet.
Makalah nutrisi ruminansia dan nonruminansia (limbah kulit kakao untuk pakan)
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 12, 2020
Rating:
No comments: