BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Unggas
adalah jenis-jenis ayam yang
dipelihara atau dibudidayakan untuk tujuan penghasil pangan sumber protein
hewani bagi masyarakat dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi bagi manusia
yang memeliharanya. Beberapa jenis unggas memberikan keuntungan bagi peternak antara
lain adalah ayam, itik, puyuh. Unggas merupakan spesies burung yang dapat
memberikan keuntungan bagi manusia yang memeliharanya.
Pengetahuan tentang sistem pencernaan ini diperlukan
untuk dapat memahami berbagai proses yang mungkin terjadi dalam Konversi pakan
menjadi produksi telur atau daging pada unggas. Efesiensi
konversi pakan untuk produksi telur atau daging tergantung pada Efesiensi proses-proses pencernaan dan absorbsinya.
Sistem pencernaan pada unggas berkembang sangat sederhana namun dengan
efektivitas tinggi. Hal ini sangat penting terkait dengan kemampuan terbang
tetap ringan. Secara Anatomis, organ
pencernaan pada bangsa unggas sama seperti dengan yang dimiliki mamalia, dengan
kekecualian bahwa bangsa unggas memiliki Gizzard
(Ampela) dan Crop
(tembolok).
Pernafasan adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2)
dari udara oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme
yang akan menghasilkan CO2 yang harus dikeluarkan, karena tidak
dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk
memperoleh O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam
sel tubuh.
Sistem pernapasan pada unggas terdiri dari Nasal cavities, Larynx, Trachea, Syrinx,
Bronchi, Bronchiale dan bermuara di Alveoli.
Oleh karena itu unggas memerlukan energi yang sangat banyak untuk terbang. Maka
unggas memiliki sistem respirasi yang memungkinkan untuk berlangsungnya
pertukaran oksigen yang sangat besar per unit hewan.
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka dilakukan praktikum ini untuk mengamati bagian-bagian organ
pencernaan dan organ pernafasan ternak unggas serta dapat mengetahui fungsi
masing-masing organ pencernaan dan organ pernafasan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
cara mengetahui sistem organ pencernaan dan
fungsi dari organ pencernaan ternak unggas?
2. Bagaimana
cara mengetahui sistem organ respirasi
dan fungsi dari organ respirasi ternak unggas?
C.
Tujuan
Praktikum
1. Untuk
mengetahui sistem organ pencernaan
dan fungsi dari organ pencernaan ternak unggas?
2. Untuk
mengetahui sistem organ respirasi
dan fungsi dari organ respirasi ternak unggas?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ternak
Unggas
Unggas
adalah jenis ternak bersayap dari kelas Aves
yang telah didosmetikasikan dengan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan
tujuan untuk memberikan nilai ekonomis dalam bentuk barang (daging dan telur)
dan pendapatan. Termasuk kelompok unggas adalah ayam, itik, kalkum, burung
puyuh, burung merpati dan angsa. Unggas adalah jenis hewan ternak kelompok
burung yang dimanfaatkan untuk daging dan telurnya. Unggas umumnya merupakan
bagian dari ordo Galliformas dan Anseriformens. Berdasarkan phylo
genetiknya, unggas terletak setingkat
setelah reptil yang ditandai dengan adanya sisik yang dijumpai pada bagian
unggas. Sistem Lokomasi yang berbeda
pada unggas sangat besar pengaruhnya pada Anatomi,
Morfologi dan Fisiologi unggas
sehingga analisa mengenai mekanisme tentang Flight
akan mempermudah dalam memahami Anatomi
dan Fisiologi pada unggas (Yuwanta,
2014).
Ternak unggas
dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi manusia yang memeliharanya, Berdasarkan
Phylogenetiknya, unggas terletak
setingkat setelah Reptilia,
yang ditandai dengan masih adanya sisik yang dijumpai pada bagian kaki unggas.
Sistem Lokomosi yang berbeda pada
unggas sangat besar pengaruhnya terhadap Anatomi,
Morfologi, dan Fisiologi unggas, sehingga analisis mengenai mekanisme terbang (flight)
akan mempermudah dalam memahami Anatomi
dan Fisiologi pada unggas. Dibandingkan
dengan mamalia unggas memiliki kerangka yang relatif ringan, lebih sedikit
tulang dan kompak karena banyak tulang yang mengalami Fusi (penyatuan) (Burhanuddin,
2012).
Ayam
peliharaan (Gallus gallus domesticus)
adalah unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan
hidup pemeliharanya. Ayam peliharaan (selanjutnya disingkat "ayam"
saja) merupakan keturunan langsung dari salah satu subspesies ayam hutan yang
dikenal sebagai ayam hutan merah (Gallus
gallus) atau ayam bangkiwa (Bankiva
fowl). Kawin silang antar ras ayam telah
menghasilkan ratusan galur unggul atau galur murni dengan bermacam-macam
fungsi; yang paling umum adalah ayam potong (untuk dipotong) dan ayam petelur
(untuk diambil telurnya). Ayam biasa dapat pula dikawin silang dengan kerabat
dekatnya, ayam hutan hijau, yang menghasilkan hibrida mandul yang jantannya dikenal
sebagai ayam bekisar. Ayam memasok dua sumber protein dalam pangan: daging ayam
dan telur (Suprijatna,
2010).
Menurut sejarahnya, ayam jinak yang
dipelihara manusia sekarang adalah berasal dari ayam liar. Keturunan ayam yang
telah menjadi jinak kemudian disilang-silangkan atau dikawin-kawinkan oleh
manusia. Konon, menurut teorinya, ayam liar ini adalah ayam hutan atau
gallus-gallus (Rose, 2010).
Menurut
Rianto (2010) ayam merupakan
jenis unggas yang menurunkan bangsa atau varietas yang tersebar di seluruh
dunia. Ayam yang didomestikasi saat ini berasal dari empat spesies ayam liar
yakni:
a. Gallus
gallus atau Galus bankiva atau Gallus ferugenus ada pula yang menyebut The
Red Jungle Fowl.
b. Gallus
lafayettei atau The Ceylon Jungle Fowl.
a. Gallus
sonneratii atau The Gray
Jungle Fowl.
b. Gallus
varius atau The Java Jungle Fowl.
Karena
ayam termasuk unggas peliharaan populer dan murah, muncul berbagai istilah
teknis akibat kegiatan penangkaran dan peternakan ayam.Saluran pencernaan pada
semua hewan mempunyai struktur dan organ yang berbeda-beda. Hewan ruminansia
cenderung mengkonsumsi hijauan karena pada lambungnya mampu mencerna serat
kasar yang hampir sama dilakukan pada hewan Pseudorumionansia
yang juga mencerna serat kasar tetapi dalam mencerna serat kasarnya kurang
begitu sempurna, sedangkan makanan yang dicerna didalam saluran pencernan pada
ayam dilakukan dengan sempurna atau dikenal dengan istilah Complete feed. Sistem pencernaan pada unggas berkembang
sangat sederhana namun dengan efektivitas tinggi (Akoso, 2011).
Berikut ini adalah ayat yang berkaitan dengan praktikum
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Furqon / :2
Ï%©!$# ¼çms9 à7ù=ãB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur óOs9ur õÏGt #Ys9ur öNs9ur `ä3t ¼ã&©! Ô7ΰ Îû Å7ù=ßJø9$# t,n=yzur ¨@à2 &äóÓx« ¼çnu£s)sù #\Ïø)s? ÇËÈ
Terjemahannya:
(2) yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan
Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya),
dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya
dengan serapi-rapinya[1053].
Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menciptakan
seluruh ciptaan-Nya menurut kehendak dan ketentuan-Nya, disesuaikan fungsi yang
ditetapkan untuk alam semesta. Segala seuatu yang dijadikan tuhan diberi
perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan, sesuai dengan naluri, sifat
dan fungsinya masing-masing dalam hidup. Allah SWT menciptakan sistem
pencernaan ayam sesuai dengan ukurannya, disesuaikan dengan kebiasaan ayam itu
sendiri. Unggas dapat memakan biji-bijian yang keras sekalipun, karena sudah
dilengkapi dengan organ pencernaan yang dapat menghancurkan makanan-makanan
yang keras.
B.
Organ
Organ tubuh pada dasarnya merupakan gabungan dari
berbagai jaringan yang menghasilkan satu fungsi atau lebih. Berdasarkan
letaknya, organ pada tubuh dibedakan menjadi dua macam, yaitu organ dalam dan
organ luar. Contoh organ luar adalah hidung, telinga, mata. Sedangkan organ
yang terletak di dalam tubuh disebut organ dalam, contohnya lambung, jantung,
paru-paru, dan ginjal (Wiliam, 2010).
Di dalam tubuh sekelompok organ akan melaksanakan suatu
fungsi dalam koordinasi tertentu sebagai satu bagian dari sebuah sistem. Pada
dasarnya setiap sistem organ memiliki fungsi tertentu, misalnya sistem
pencernaan. Sistem pencernaan tersebut berperan dalam mencerna dan menyediakan
makanan yang dibutuhkan oleh sel-sel tubuh. Kerusakan pada salah satu anggota
dari suatu sistem (Widya, 2012).
C.
Sistem Organ
1. Sistem
Pencernaan (Digestive
System)
Secara garis
besar alat pencernaan pada unggas dapat dibagi atas tractus allimentarius dan Organa
Accessorius. Tractus allimentarius yaitu
saluran pencernaan dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari
mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa. Dari cranial ke kaudal tersusun atas: rongga mulut (Cavum oris), Pharynx, Oesophagus, Crop (ingluvies), Ventriculus
muscularis (Gizzard),
Intestinum tinue (usus halus: Duodenum, Jejunum, Ilium), Intestinum crassum (usus besar), Caeca dan cloaca/anus. Panjang dari masing-masing bagian saluran pencernaan
bervariasi tergantung pada besar tubuh, tipe makanan dan berbagai faktor
lainnya (Yasin, 2010).
Menurut
Yasin (2010), bahwa proses pencernaan pada unggas antara lain:
a. Pencernaan
Utama oleh Enzim-enzim Saluran Pencernaan
utama yang dilakukan oleh
unggas mulai dari mulut sampai dengan kolon berturut-turut .
b. Pencernaan
di Dalam Mulut Di dalam mulut belum banyak terjadi proses pencernaan walaupun unggas
sudah berusaha dengan paruh
memecah makanannya dan Saliva
disekresikan oleh kelenjar Maksilaris,
Palatini, Pterigoidea dan
Mandibularis
yang pada unggas dewasa produksinya 1-30 ml/jam. Saliva
unggas mengandung
enzim amilase dalam konsentrasi yang rendah dan mempunyai aktivitas sampai di
tembolok dan Gizzard.
c. Pencernaan
di Tembolok Fungsi tembolok adalah menampung sementara makanan yang masuk.
Selanjutnya makanan dilunkkan dengan bantuan Saliva
dari kelenjar mulut, Esophagus
dan tembolok. Di dalam tembolok terjadi aktivitas enzim amilase dan proses
fermentasi oleh bakteri yang didukung kondisi pH tembolok sekitar 6,3 dengan hasil akhir
berupa asetat.
d. Pencernaan
di Lambung Lambung unggas terdiri dari dua yaitu lambung kelenjar (Proventrikulus)
dan lambung atas (Gizzard)
berhubungan dengan usus halus. Proses pencernaan yang terjadi di dalam proventrukulus
yaitu pencampuran makanan dengan getah lambung (HCL, pepsin), selanjutnya
makanan digiling dalam Gizzard
secara mekanis dibantu oleh adanya grit yang mampu meningkatkan kecernaan
biji-bijian sampai 10%. Asam lambung menyebabkan cairan dalam lambung bersifat
asam dengan pH antara 1,0 – 2,0, sehingga proses pencernaan protein oleh enzim
pepsin dengan cara hidrolisis berjalan dengan baik. semakin berkurang dari
0,31, 0,29, 0,27 g/cm dan secara berturut-turut berat Ventrikulus
1657,86, 1763, 53,
1771,45 mg/100 g bobot hidup nampak semakin berat. Pencernaan yang terjadi di
bagian lambung meliputi pengaktifan enzim-enzim oleh HCL serta hidrolisis
karbohidrat dan protein menjadi senyawa lebih sederhana.
e. Pencernaan
usus halus. Sebagian besar pencernaan
dan absorbsi nutrisi terjadi di dalam usus halus. Proses pencernaan dibantu
oleh kelenjar intestinal yang mengahasilkan mucin berfungsi sebagai pelicin dan
enzim sukrase memecah sukrosa menjadi glukosa, fruktosa, maltase memecah
maltosa menjadi glukosa,
eripsin memecah bentuk intermediet protein menjadi asam amino. Pencernaan
karbohidrat di mulai dari mulut dengan pelumas saliva, di dalam Gizzard secara mekanis
dan hidrólisis, dilanjutkan di dalam usus halus oleh enzim pancreas, empedu
serta getah usus. Proses pencernaan ini hanya mampu menghidrolisis karbohidrat
sederhana sedangkan serat kasar tidak mampu didegradasi.
Oleh
karena itu sebagian serat kasar lewat dari organ pencernaan utama masuk ke
organ bagian akhir saluran pencernaan (sekum, rectum, kolon) pada bagian miles
terjadi pencernaan fermentasi. Pencernaan
lemak, proses pencernaan lemak aktif dimulai secara hidrolisis dibagian usus
halus, oleh adanya aktivasi garam empedu sebagai emulsifier yaitu mengemulsikan
lewat dan selanjutnya lemak akan dipecah oleh
enzim lipase menjadi asam-asam lemak dan gliserol, sedangkan pencernaan protein
yang terjadi di dalam usus halus dilakukan oleh enzim-enzim pencernaan dengan
hidrólisis menjadi peptida sederhanan dengan produk akhir asam-asam amino.
Kehadiran HCL akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin sejak dari
proventrikulus sampai dengan usus halus. Dengan
demikian pencernaan nutrisi yang meliputi karbohidrat, lemak protein dan
vitamin dapat diselesaikan oleh ternak unggas dan langsung diabsorbsi ke dalam
tubuh, sedangkan nutrisi yang tidak dicerna yaitu serat kasar yang lewat organ
penyerapan utama akan didegradasi secara fermentatif terutama di sekum.
2. Sistem
Pernafasan (Respiratory
System)
Menurut Yuwanta (2014), secara umum sistem pernapasan dari unggas didukung oleh
beberapa organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srinx, bronkhi,
paru-paru, kantung udara dan rongga tulang.
a.
Lubang hidung (Nares anteriores).
Berjumlah sepasang, terdapat pada pangkal Rostrum bagian Dorsal dan merupakan lubang masuk pertama yang berhubungan dengan
luar. Nares posteriores (lubang
hidung dalam), terletak pada Palatum dan
hanya satu buah di tengah
b.
Larink (larynx).
Larink
disokong oleh Cartilago cricoidea dan
Cartilago arytenoidea yang berjumlah
sepasang.
c.
Trakea (Trakhea).
Trakhea
merupakan lanjutan dari Larink kearah
Kaudal. Berupa suatu pita yang
mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus
trachealis.
d.
Srink/pita suara (Srynx).
Srink terdapat pada
bagian Bifurcatio tracheae, tersusun
dari beberapa Annulus trachealis pada
bagian Kaudal dan Annulus bronchialis pada daerah kranial.
Alat ini membatasi bagian yang melebar yang disebut Tympanum. Pita suara atau bagian
jakun bawah pada batang tenggorok (percabangan Bronki menjadi dua) ini menghasilakan suara pada unggas. Pita
suara merupakan satu-satunya bagian alat pernapasan yang mampu menghasilkan
suara, sedangkan jakun merupakan
bagian pembentuk suara.
e.
Bronkus (Bronkhi).
Bronkhi
merupakan percabangan dari Trakhea
kearah kanan dan kiri (Bronchus dexter
dan Broncus sinister), dengan tempat
percabangan yang disebut Bifurcatio
trachea. Batang tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi Bronchi Lateralis yang masing-masing
terbagi lagi menjadi Parabronchi.
f.
Paru-paru (Lung/Pulmo).
Paru-paru terdapat
pada bagian ujung-ujung Bronkhi
berjumlah sepasang dan melekat pada bagian Dorsal
thorax. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut Pleura. Paru merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam
pernapasan. Fungsi utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh
untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk
mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air.
g.
Kantung udara (Air sacs).
Kantung udara (Saccus
pneumaticus) terdiri dari air Sac/Saccus:
Abdominalis (aa/terdapat diantara lipatan Intestinum), Thoracalis
anterior (ata/terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah
muka), Thoracalis posterior
(atp/terletak dibelakang Thoracalis anterior), Interclavicularis
(ai/terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua paru-paru)
dan Cervicalis (ac/terletak pada
leher dan berjumlah dua pasang). Semua bagian air sacs tersebut berhubungan
dengan Cavum pnumaticus.
Dalam
sistem respirasi unggas tidak memiliki Diafragma,
melainkan, udara berpindah dan keluar dari sistem pernapasan melalui perubahan
tekanan pada kantung udara. Otot yang berada di dada menyebabkan Sternum yang akan mendorong ke luar. Hal
ini mengakibatkan tekanan negatif di udara kantung, sehingga udara memasuki
sistem pernapasan (Wahyu, 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Adapun waktu
dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Sabtu, 15 Desember 2018 pukul 10.30-13.30 WITA dan bertempat di
Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.
Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah baskom,
pisau, gunting bedah, alat tulis, kamera handphone
dan penuntun.
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1
ekor ayam kampung betina, 1 ekor ayam kampung jantan, dan 1 ekor ayam
layer.
C.
Prosedur
Kerja
Adapun prosedur kerja yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Membedah
ayam.
3. Mengamati
bagian-bagian sistem organ pencernaan dan
organ respirasi.
4. Menyebutkan bagian-bagian sistem organ pencernaan dan
organ respirasi.
5. Menuliskan bagian-bagian sistem organ pencernaan dan
respirasi pada lembar kerja.
6. Mengambil gambar
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B.
Pembahasan
Unggas adalah salah satu ternak yang dibudidayakan
manusia untuk persediaan makanan. Dari unggas akan diperoleh daging yang gurih
dan lezat, selain itu juga unggas menghasilkan telur yang bergizi. Bulu-bulu
unggas juga berguna untuk kerajinan seperti untuk kemoceng atau bahan lukisan.
Bulu unggas yang indah seperti bulu merak juga dapat digunakan sebagai hiasan.
Berdasarkan hasil pengamatan maka sistem pencernaan
unggas dimulai dari mulut atau paruh yang berfungsi untuk mengambil makanan
kemudian memasukkannya ke dalam Esophagus. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasin (2010), bahwa Pencernaan
Utama oleh Enzim-enzim Saluran Pencernaan
utama yang dilakukan oleh
unggas mulai dari mulut sampai dengan kolon berturut-turut .
Tembolok
merupakan pelebaran dari Eshopagus
dan berfungsi sebagai tempat penampungan makanan sementara. Hal ini sesuai dengan pendapat Yasin (2010), bahwa Fungsi
tembolok adalah menampung sementara makanan yang masuk. Selanjutnya makanan
dilunkkan dengan bantuan saliva dari kelenjar mulut, esophagus dan tembolok.
Proventrikulus
adalah suatu pelebaran dari kerongkongan setelah berhubungan dengan Gizzard (tembolok). Berfungsi sebagai pencernaan secara enzimatis. Hal ini
sesuai dengan pendapat yasin (2010), bahwa pencernaan
yang terjadi di bagian lambung meliputi pengaktifan enzim-enzim oleh HCL serta
hidrolisis karbohidrat dan protein menjadi senyawa lebih sederhana.
Empedal
atau Ventrikulus merupakan lambung
otot yang menghancurkan pakan menggunakan gerakan kuat pada dinding dalam
empedal dengan bantuan batu-batu kecil (Grit). Hal ini sesuai dengan pendapat Yasin (2010), bahwa makanan
digiling dalam gizzard secara mekanis dibantu oleh adanya grit yang mampu
meningkatkan kecernaan biji-bijian sampai 10%.
Jejunum dan Ilium meupakan kelanjutan dari Duodenum, bagian ini berfungsi menyerap
kembali sari-sari makanan yang tidak terserap oleh Duodenum. Hal ini sesuai
dengan pendapat Yasin (2010), bahwa pencernaan Usus
Halus sebagian besar pencernaan dan absorbsi
nutrisi terjadi di dalam usus halus. Proses pencernaan dibantu oleh kelenjar
intestinal yang mengahasilkan mucin berfungsi sebagai pelicin dan enzim sukrase
memecah sukrosa menjadi glukosa, fruktosa, maltase memecah maltosa menjadi
glukose, eripsin memecah bentuk intermediet protein menjadi asam amino
Berdasarkan hasil pengamatan organ respirasi pada ternak unggas terdiri
dari laring, trakea, syrinx, bronkus, paru-paru dan kantong udara. Hal ini
sesuai dengan pendapat Yuwanta (2014), bahwa secara umum sistem pernapasan dari unggas didukung oleh
beberapa organ, yaitu lubang hidung, larinx, trakhea, srinx, bronkhi,
paru-paru, kantung udara dan rongga tulang.
Hidung merupakan organ respirasi yang berfungsi menghirup
O2 dan mengeluarkan CO2. Laring sebagai saluran
penghubung berdkeatan dengan trakea yag berbentuk saluran cincin berfungsi
menyalurkan udara menuju paru-paru. Hal
ini sesuai dengan pendapat Yuwanita (2014) yang menyatakan Berjumlah sepasang,
terdapat pada pangkal Rostrum bagian Dorsal dan merupakan lubang masuk pertama
yang berhubungan dengan luar. Nares
posteriores (lubang hidung dalam), terletak pada Palatum dan hanya satu buah di tengah. Larink (larynx). disokong oleh Cartilago cricoidea dan Cartilago arytenoidea yang berjumlah
sepasang.
Trakea (Trakhea) merupakan
lanjutan dari Larink kearah Kaudal. Berupa suatu pita yang mempunyai
cincin-cincin tulang yang disebut annulus
trachealis. Srink/pita suara (Srynx)
terdapat pada bagian Bifurcatio tracheae,
tersusun dari beberapa Annulus trachealis
pada bagian Kaudal dan Annulus bronchialis pada daerah kranial.
Alat ini membatasi bagian yang melebar yang disebut Tympanum. Pita suara atau bagian
jakun bawah pada batang tenggorok (percabangan Bronki menjadi dua) ini menghasilakan suara pada unggas. Pita
suara merupakan satu-satunya bagian alat pernapasan yang mampu menghasilkan
suara, sedangkan jakun merupakan
bagian pembentuk suara.
Bronkus (Bronkhi) merupakan
percabangan dari Trakhea kearah kanan
dan kiri (Bronchus dexter dan Broncus sinister), dengan tempat
percabangan yang disebut Bifurcatio
trachea. Batang tenggorok ini masih terbagi lagi menjadi Bronchi Lateralis yang masing-masing
terbagi lagi menjadi Parabronchi. Paru-paru (Lung/Pulmo).
Paru-paru terdapat
pada bagian ujung-ujung Bronkhi
berjumlah sepasang dan melekat pada bagian Dorsal
thorax. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang disebut Pleura. Paru merupakan organ yang sangat penting peranannya dalam
pernapasan. Fungsi utamanya untuk mencukupi oksigen yang diperlukan oleh tubuh
untuk pembakaran dan untuk pembentukan tenaga. Juga berfungsi untuk
mengeluarkan sisa pembakaran yang berupa karbon dioksida dan uap air.
Kantung udara (Saccus
pneumaticus) terdiri dari air Sac/Saccus:
Abdominalis (aa/terdapat diantara lipatan Intestinum), Thoracalis
anterior (ata/terletak pada dinding sisi tubuh pada rongga dada sebelah
muka), Thoracalis posterior
(atp/terletak dibelakang Thoracalis anterior), Interclavicularis
(ai/terletak di median, hanya satu buah dan berhubungan dengan kedua paru-paru)
dan Cervicalis (ac/terletak pada
leher dan berjumlah dua pasang). Semua bagian air sacs tersebut berhubungan
dengan Cavum pnumaticus.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang
diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Organ pencernaan pada ternak
unggas terdiri atas Esophagus yang berfungsi sebagai
saluran penghubung antara mulut dengan lambung, tembolok yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan makanan sementara, Proventrikulum yang
berfungsi sebagai pencernaan makanan secara enzimatis, Gizard ang berfungsi untuk usus
halus (Duodenum, Jejenum, Ileum), seka, usus besar, Kloaka.
Organ pernafasan pada ternak
unggas terdiri atas Laring berfungsi sebagai saluran penghubung antara hidung
menuju paru-paru, Trakea sebagai saluran berupa cincin keras, Syrinx berfungsi
sebagai kotak suara, Brongkus sebagai percabangan ke
paru-paru kanan dan kiri, paru-paru sebagai tempat pertukaran gas dan
kantong udara membantu unggas pada saat terbang.
B.
Saran
Adapun
saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya untuk praktikum selanjutnya bahan yang
di gunakan dalam Laboratorium lebih lengkap dan bagus seperti sistem
reproduksi ayam sehingga praktikum
berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Akoso, B. T. 2011. Kesehatan Unggas. Kanisius. Yogyakarta
Burhanuddin. 2012. Ilmu Ternak Unggas
Dasar. Gramedia. Jakarta.
Iryani, Sri A. 2013. Pengaruh Jenis Katallis Asam
Terhadap Studi Kinetika Proses Hidrolisis Pati dalam Ubi Kayu. Program
Studi Teknik Kimia Universitas Fajar. Jakarta.
Riyanto, 2011. Klasifikasi Ternak Unggas. Agro Media. Jakarta
Rose, 2010. Principles of Poultry
Sciens. CAB
International. London
Suprijatna, E.,
Atmomarsono, Dan R. Kartasudjana. 2010.
Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Wahyu. 2011. Sistem Pernafasan Unggas. IPB Press.
Bandung.
Widya, Kusuma. 2012. Dasar-dasar Unggas.
Erlangga. Jakarta.
William. 2010. Ternak
Unggas. Gadjah Mada
University. Yogyakarta.
Wiwi, S.N. 2010. Sistem
Pencernaan Ternak Unggas. IPB Press. Bandung.
Yasin. Ismail. 2010. Pencernaan Serat Kasar pada Ternak Unggas. Jurnal Ilmiah Inkoma, Volume 21, Nomor 3.
Fakultas Peternakan Undaris Ungaran. Semarang.
Yuwanta,
Tri. 2014. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
Laporan praktikum ilmu ternak unggas (organ pencernaan dan organ respirasi unggas)
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 11, 2020
Rating:
Saya merasa terbantu dengan adanya artikel dan laporan praktikum peternakan ini. Tugas dosen terasa gampang karena banyak referensi
ReplyDelete