Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan berkat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi oleh imam, islam dan ihsan.
Dan tak lupa
pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada bapak Dr. Ir. Andi Suarda, M.Si yang telah
memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Dan kami juga berterima kasih
kepada teman-teman yang telah membantu kami. Kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini berisikan tentang Pancasila Sebagai Sistem Filsafat.
Kami menyadari
sepenuhnya banyak kekurangan dan keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan
usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan yang telah kami miliki. Oleh karna
itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat di harapkan untuk perbaikan
makalah yang akan datang. Dengan ini kami berharap semoga makalah ini semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbil’alamin.
Samata,
7 April 2018
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………...................
DAFTAR
ISI……………………………………………………………….
BAB
I PENDAHULUAN…………………………………………...
A.
Latar
Belakang……………………………...........................
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………..
C.
Tujuan………………………………………………………
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………….
A.
Pancasila……………………………………......................
B.
Sistem filsafat……………………………………….
BAB
III PEMBAHASAN………………………………...………...
A.
Dasar
pancasila dalam Al-Qur’an………..………………..
B.
Pancasila sebagai sistem dilsafat……...……………………
C.
Ciri-ciri pancasila sebagai sistem
filsafat…………………..
D.
Fungsi
pancasila sebagai sistem filsafat…………………….
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pancasila
yang terdiri atas lima sila, pada hakekatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan tertentu dan keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh.
Pancasila sebagai system filsafat
adalah merupakan kenyataan pancasila sebagai kenyataan yang obyektif, yaitu
bahwa kenyataan itu ada pada pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain
atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan obyekrif yang ada dan terletak
pada pancasila, sehingga pancasila sebagai suatu system filsafat bersifat khas
dan berbeda dalam system-sistem filsafat yang lain. Hal ini secara ilmiah
disebut sebagai filsafat secara obyektif. Dan untuk mendapatkan makna yang
lebih mendalam dan mendasar, kita perlu mengkaji nilai-nilai pancasila dari kajian
filsafat secara menyeluruh.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana dasar pancasila dalam
Al-Qur’an ?
2.
Bagaimana pancasila sebagai sistem
filsafat ?
3.
Bagaimana ciri-ciri sebagai sistem
filsafat ?
4.
Bagaimana fungsi pancasila sebagai sistem filsafat ?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah
ini adalah :
1. Untuk memenuhi nilai
tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.
Ir. Andi Suarda, M.Si dalam Mata Kuliah pendidikan kewarganegaraan.
2. Untuk menambah
pengetahuan penulis tentang Pancasila sebagai Sistem Filsafat.
3. Untuk mengetahui
ciri-ciri sebagai sistem filsafat
4. Untuk mengetahui
pancasila sebagai sistem filsafat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
PANCASILA
Pancasila adalah dasar
filsafat Negara Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 dan tercantum dala pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam berita
repoblik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
Pancasila
ialah ideologi dasar negara Indonesia yang asalnya dari ajaran budha dalam
kitab tripitaka 2 kata: "panca" yaitu "lima" dan
"syila" yang memiliki arti "dasar". Jadi, Pancasia memiliki
maksa 5 aturan tingkah laku yang penting. Adanya kata Pancasila sudah sejak
lama dikenal yaitu sejak zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya dimana terdapat
sila-sila yang ada dalam Pancasila sudah diterapkan dalam kehidupan
bermasyarakat ataupun dikalangan kerajaan meskipun sila-sila tersebut belum
untuk dirumuskan secara konkrit
Menurut kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular, Pancasila memiliki arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” atau “berbatu sendi yang lima”. Pancasila dipakai untuk menjadi dasar guna mengatur segala bentuk arah serta gerak dari pemerintahan negara yang memiliki tujuan untuk mengatur setiap penyelenggaraan yang ada dalam bernegara. Arti lambang pancasila penuh akan makna. Fungsi pancasila salah satunya merupakan asas kerohanian tertib hukum di Indonesia.
Menurut kitab Sutasoma yang dikarang oleh Mpu Tantular, Pancasila memiliki arti “pelaksanaan kesusilaan yang lima” atau “berbatu sendi yang lima”. Pancasila dipakai untuk menjadi dasar guna mengatur segala bentuk arah serta gerak dari pemerintahan negara yang memiliki tujuan untuk mengatur setiap penyelenggaraan yang ada dalam bernegara. Arti lambang pancasila penuh akan makna. Fungsi pancasila salah satunya merupakan asas kerohanian tertib hukum di Indonesia.
Dalam
proses merumuskan Pancasila tersebut pada awalnya saat sidang BPUPKI yang
pertama dan dipimpin oleh dr. Radjiman Widyodiningrat. Pada kala itu, beliau
memberikan sebuah saran supaya ada seseorang yang dapat memberikan ide rumusan
terkait dasar negara Indonesia yang kemudian akan dibuat nantinya. Lalu,
muncullah 3 pembicara yaitu Soekarno, Mohammad Yamin, dan Soepomo. Tanggal 1
Juni 1945 dalam sidang BPUPKI tersebut, Ir. Soekarno menyampaikan pidato secara
lisan tentang rumusan dasar negara Indonesia.
B.
SISTEM FILSAFAT
Sistem
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Secara keseluruhan merupakan suatu
kesatuan yang utuh. Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan
hakikat realitas, falsafat hidup, dan tata nilai (etika),termasuk teori
terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
Istilah ‘filsafat’ berasal dari
bahasa Yunani, (philosophia), tersusun dari kata philos yang berarti cinta atau philia yang berarti persahabatan, tertarik kepada dan
kata sophos yang berarti kebijaksanaan,
pengetahuan, ketrampilan, pengalaman praktis, inteligensi (Bagus, 1996: 242).
Dalam Kamus Filsafat, Bagus
(1996: 242) mengartikan filsafat sebagai sebuah pencarian. Beranjak dari arti
harfiah filsafat sebagai cinta akan kebijaksanaan, menurut Bagus (1996:
242-243), arti itu menunjukkan bahwa manusia tidak pernah secara sempurna
memiliki pengertian menyeluruh tentang segala sesuatu yang dimaksudkan
kebijaksanaan, namun terus-menerus harus mengejarnya.
Menurut Agus Sutono bahwa
filsafat pendidikan pancasila sebagai ruh dari sistem pendidikan nasional di
Indonesia harus benar-benar dihayati sebagai sumber nilai dan rujukan dalam
perencanaan strategis dibidang pendidikan di Indonesia. Filsafat pendidikan
harus diimplementasikan secara nyata dan konsisten agar pembangunan manusia
Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam cita-cita besar bangsa Indonesia
dapat tercapai dengan prinsip-prinsip dasar dari nilai pancasila yaitu prinsip
religiusitas, perwujudan dan penghargaan atas nilai kemanusiaan, berpegang
teguh pada jiwa persatuan sebagai bangsa, semangat menghargai perbedaan dan
penghormatan pada kehidupan yang demokratis setta perwujudan nilainilai
keadilan, yang semuanya harus terwujudkan melalui proses pendidikan yang
bermartabat.
Menurut Laboratorium Pancasila
IKIP Malang (1997), Pancasila sebagai falsafah pandangan hidup bangsa,
seyogyanya dicerminkan ke dalam prinsip-prinsip nilai dan norma kehidupan dalam
berbangsa, bernegara dan berbudaya.
Menurut Condra Antoni (2010)
bahwa sebagai kajian teoritis, filsafat pancasila bisa dipahami dengan lebih
mudah dengan cara melihat nilai-nilai yang terkandung dalam kata filsafat dan
ideologi itu sendiri.
Menurut Prof. Kaelan (2007)
bahwa sebenarnya filsafat itu mudah dipahami. Dalam kehidupan sebenarnya
manusia senantiasa berfilsafat. Misalnya, jika seseorang memandang bahwa
kenikmatan dunia merupakan nilai terpenting dan tertinggi dalam kehidupan, maka
ia bisa bisa disebut hedonisme. Begitupun jika seseorang memandang bahwa
kebebasan individu adalah nilai tertinggi berbangsa dan bernegara maka ia bisa
disebut berfilsafat liberealisme.
Cabang-cabang Filsafat Yang
Utama adalah :
1. Metafisika, membahas tentang
yang bereksistensi di balik fisis, meliputi bidang ontologis, kosmologi dan
antropologi.
2. Epistimologi, berkaitan dengan persoalan
hakikat pengetahuan.
3. Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakekat
metode dalam ilmu pengetahuan.
4. Etika, berkaiatan dengan
moralitas, tingkah laku manusia.
5. Estetika, betrkaitan dengan persoalan hakekat keindahan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. DASAR PANCASILA DALAM
AL QUR’AN
1.Ketuhanan
yang maha esa
Pada sila pertama ini mengandung ajaran ketauhidan dan keimanan kepada tuhan yang maha esa, sebagaimana tercermin dalam surat al-baqarah ayat 163 :
وَقَالَ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُواْ لَوۡ أَنَّ لَنَا كَرَّةٗ فَنَتَبَرَّأَ مِنۡهُمۡ كَمَا تَبَرَّءُواْ مِنَّاۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ ٱللَّهُ أَعۡمَٰلَهُمۡ حَسَرَٰتٍ عَلَيۡهِمۡۖ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنَ ٱلنَّارِ ١٦٧
“Dan tuhanmu adalah tuhan yang maha esa; tidak ada tuhan melainkan dia yang maha pemurah lagi maha penyayang.”
Dan dalam surat al-ankabut ayat 46 :
۞وَلَا تُجَٰدِلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ
إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ إِلَّا ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنۡهُمۡۖ وَقُولُوٓاْ
ءَامَنَّا بِٱلَّذِيٓ أُنزِلَ إِلَيۡنَا وَأُنزِلَ إِلَيۡكُمۡ وَإِلَٰهُنَا
وَإِلَٰهُكُمۡ وَٰحِدٞ وَنَحۡنُ لَهُۥ مُسۡلِمُونَ ٤
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”.
Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri”.
2. kemanusian yang
adil dan beradab
dalam sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan dan bersikap adil, hal ini diperintahkan dalam al-qur’an surat al-maidah ayat 8 :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّكُمۡ شَنََٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ ٨
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
3.Persatuan indonesia
sila ketiga merupakan suatu ajaran persatuan serta kebersamaan serta tidak bercerai-berai, sebagaimana ajakan allah dalam surat al-imron ayat 103 :
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ وَٱذۡكُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَيۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَآءٗ فَأَلَّفَ بَيۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦٓ إِخۡوَٰنٗا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةٖ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَايَٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ ١٠٣
“dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah allah menerangkan ayat-ayat-nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
Sila yang memberi
petunjuk dalam pelaksanaan kepemimpinan berdasarkan kebijakan yaitu
bermusyawarah seperti dalam surat shaad ayat 20 :
وَشَدَدۡنَا مُلۡكَهُۥ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡحِكۡمَةَ وَفَصۡلَ ٱلۡخِطَابِ ٢٠
وَشَدَدۡنَا مُلۡكَهُۥ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡحِكۡمَةَ وَفَصۡلَ ٱلۡخِطَابِ ٢٠
“dan kami kuatkan
kerajaannya dan kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam
menyelesaikan perselisihan.”
5.
Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia
sila yang menggambarkan terwujudnya rakyat adil, makmur, aman, dan damai. Hal ini disebutkan dalam surat an-nahl ayat 90 :
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠
“sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
sila yang menggambarkan terwujudnya rakyat adil, makmur, aman, dan damai. Hal ini disebutkan dalam surat an-nahl ayat 90 :
۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٩٠
“sesungguhnya allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
B. PANCASILA SEBAGAI
SISTEM FILSAFAT
Sila-sila Pancasila yang
merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan
suatu kesatuan organik. Sila-sila dalam pancasila saling berkaitan, saling
berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa
dikualifikasikan oleh sila-sila lainnya. Dengan demikian, Pancasila pada hakikatnya
merupakan suatu sistem, dalam pengertian bahwa bagian-bagian (sila-silanya)
saling berhubungan secara erat sehingga membentuk suatu struktur yang
menyeluruh. Pancasila sebagai suatu sistem juga
dapat dipahami dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu
pemikiran tentang manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, dengan
dirinya sendiri, dengan sesama manusia, dengan masyarakat bangsa dan negara.
Kenyataan Pancasila yang demikian ini disebut
kenyataan yang obyektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada pada Pancasila sendiri
terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Sehingga
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan
sistem-sistem filsafat yang lain misalnya: liberalisme, materialisme,
komunisme, dan aliran filsafat yang lain.
Pancasila sebagai Sistem
filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang saling berhubungan dan
merupakan kesatuan yang utuh. Filsafat pancasila dapat didefinisikan secara
ringkasan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang pancasila sebagai dasar
Negara dan kenyataan budaya bangsa dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok
pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Pancasila dikatakan sebagai
filsafat, karena Pancasila merupakan perenunganjiwa yang dituangkan dalam suatu
system dan merupakan pancaran dari semua sila Pancasila. Dengan demikian, jiwa
keagamaan, jiwa kebangsaan, jiwa kerakyatan, dan jiwa yang menjunjung tinggi
keadilan sosial ada dalam sila pancasila
Kesatuan
sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang
bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar
epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.
a. Dasar
Ontologis
Dasar
Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat
mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini
dijelaskan sebagai berikut :
“Bahwa yang berke-Tuhanan Yang
Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan
social adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami
dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan
unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam
filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah
manusia.
b. Dasar
Epistemologis
Dasar
epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga
merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila
merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas
alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta
sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup
dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu
system cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena
dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma
menjadi ideology (Abdul Gani, 1998).
c. Dasar
Aksiologis
Istilah
Aksiologis berasal dari kata Yunani axios yang artinya nilai, manfaat, dan
logos yang artinya pikiran, ilmu dan teori. Aksiologis adalah teroi nilai,
yaitu sesuatu yang diinginkan disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki
adalah hakikat nilai, kriteria nilai, dan kedudukan metafisika suatu nilai. Secara
aksiologis, bangsa Indonesia merupakan pendukung nailai-nilai Pancasila, yaitu
bangsa yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuaan, yang
berkerakyatan dan berkeadilan sosial..
Nilai-nilai
pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai-nilai kerohanian yang
mengakui nilai material dan vital. Dengan demikian nilai-nilai pancasila
tergolong nilai kerohanian, yang juga mengandung nilai-nilai lain secara
lengkap dan harmonis, yaitu nilai material, nilai vital, nilai kebenaran, nilai
keindahan, atau estetis, nilai kebaikan atau nilai moral ataupun nilai kesucian
yang secara keseluruhan bersifat sistematik hierarkhis, dimana sila pertama
sebagai basisnya sampai sila kelima sebagai tujuannya (Darmo diharjo).
Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang
dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi
masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan
kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara kita
ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai
pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam
kelakuan dan pergaulan sehari-hari.
Sebagaimana
telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah hidup
sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
“Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru
dijelmakan, tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.
Sebagaimana
pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas pancasila disampaikan
kepada generasi baru melalui pengajaran dan pendidikan. Pansila menunjukkan
terjadinya proses ilmu pengetahuan, validitas dan hakikat ilmu pengetahuan
(teori ilmu pengetahuan).
Pancasila
menjadi daya dinamis yang meresapi seluruh tindakan kita, dan kita harus
merenungkan dan mencerna arti tiap-tiap sila dengan berpedoman pada uraian
tokoh nasional, agar kita tidak memiliki tafsiran yang bertentangan. Dengan
pancasila sebagai filsafat negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai
tujuan bangsa dan negara kita.
Pancasila
sebagai sistem filsafat memberi arah agar kesejahteraan dan kemakmuran bertolak
dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang
berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan
persatuan serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.
Istilah
filsafat dipergunakan dalam berbagai konteks tapi kita harus tahu dulu apa itu
filsafat dan fungsi filsafat serta kegunaan filsafat dengan uraian yang singkat
ini saya mengharapkan agar timbul kesan pada diri kita bahwa filsafat adalah
suatu yang tidak sukar dan dapat di pelajari oleh semua orang di samping itu
saya menghrapkan agar kita tak beranggapan filsafat sebagai suatu hasil potensi
belaka dan tidak berpijak realita dengan cara ini saya mengharapkan dapat
menggunakan sebagai modal untuk mempelajari pancasila dari sudut pandang
filsafat.
Dan
kita mengenal filsafat pancasila dari sejarah pelaksanaannya diantara bangsa –
bangsa barat tersebut bangsa belandalah yang akhirnya dapat memegang peran
sebagai penjajah yang benar – benar yang menghancurkan rakyat Indonesia
mengingat keadaan perjuangan bangsa Indonesia kita harus mengetahui perjuangan
sebelum tahun 1900.
Sebenarnya sejak waktu itu pula
mempertahankan kemerdekaan dengan cara bermacam – macam perlawanan rakyat
Indonesia untuk menentang kolonialisme, belanda telah berjalan dengan hebat.
Akan tetapi masih berjalan sendiri – sendiri dan belum ada kerja sama melalui
organisasi yang teratur .
C.
CIRI-CIRI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Ciri sistem Filsafat Pancasila itu antara
lain:
1.
Sila-sila pancasila
merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh. Dengan kata lain, apabila
tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah maka itu
bukan pancasila.
2.
Susunan Pancasila
dengan suatu sistem bulat dan utuh itu dapat digambarkan digambarkan sebagai
berikut :
·
Sila 1, meliputi, mendasari dan menjiwai sila
2,3,4 dan 5.
·
Sila 2,diliputi,didasari,dijiwai sila 1, dan
sila 3 diliputi,didasari,dijiwai sila 1, 2, dam mendasari dan menjiwai sila 4,
5.
·
Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2,
3, dan mendasari dan menjiwai sila 5.
·
Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2,
3, 4.
D.
FUNGSI PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
a. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila dipergunakan sebagai
dasar Negara untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara. Pancasila
sebagai dasar Negara dinyatakan dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945 Alinea
IV dan merupakan landasan konstitusional. Dalam hal ini pancasila sebagai
sumber hukun dasar nasional, dan semua Perundang-undangan harus bersumber pada Pancasila.
b. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa Indonesia
Dalam hal ini, pancasila
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan semua tingkah laku dan tindak
perbuatan manusia Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua
sila pancasila.
c. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Indonesia
Dalam hal ini, pancasila
sebagai penggerak atau dinamika serta pembimbing kearah tujuan untuk mewujudkan
masyarakat pancasila. Pancasila dalam hal ini dijelasakan dalam teori von savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya
masing-masing yang disebut volksgeist (jiwa rakyat atau jiwa
bangsa).
d. Pancasila sebagai perjanjian
luhur
Dikatakan sebagai perjanjian
luhur karena pancasila ini disetujui oleh wakil-wakil rakyat Indonesia dari
seluruh Indonesia.
e. Pancasila sebagai kepribadian
bangsa
Hal ini, berarti pancasila
berfungsi dan berperan dalam menujukkan adanya kepribadian bangsa Indonesia
yang dapat dibedakan dengan bangsa lain, yaitu sikap mental , tingkah laku dan
amal perbuatan bangsa Indonesia.
f. Pancasila sebagai moral
pembangunan
Hal ini mengandung maksud
nilai-nilai luhur pancasila (norma-norma yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945) di jadikan tolak ukur dalam melaksanaka pembangunan nasional, baik dalam,
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasi.
g. Memberikan
jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara.
f. Memberikan
dan mencari kebenaran yang substansif tentang hakikat negara, ide negara, dan
tujuan negara.
g. Sebagai pedoman yang
mendasar bagi warga negara Indonesia dalam bertindak dan bertingkah laku dalam
kehidupan sosial masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pancasila sebagai Sistem
filsafat mengandung pandangan nilai pemikiran yang saling berhubungan dan
merupakan kesatuan yang utuh. Pancasila juga memiliki ciri-ciri yang utuh, dan
memiliki 3 landasan yaitu landasan Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi yang
salinb berkaitan satu sama lain. Pancasila juga berfungsi sebagai dasar negara
indonesia, pandangan hidup bangsa dan jiwa bangsa indonesia ini yang sudah
mulai menurun. Pelaksanaan yang bisa lakukan oleh masyarakat indonesia,
khusunya bagi pelajar adalah mencintai dan membina persatuan, tidak
membeda-bedakan ras, suku, agama dll, saling menghormati dan saling
bergotong-royong membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi.
B. SARAN
Bagi pemerintah diharapkan mampu
mempertahankan Pendidikan Pancasila sebagai modul pembelajaran sebagai modal P4
( Pedoman, Penghayatan, Pengamalan Pancasila).
DAFTAR PUSTAKA
Antoni, Condra. 2010. Filsafat Pancasila Sebagai Basis Pergerakan Mahasiswa, Kehidupan
Sosial, Dan Spirit Kewirausahaan. Politeknik Negeri Batam: Batam.
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi Berdasarkan SK
Dirjen DIKTI n0.43/DIKTI/KEP/2006.Yogyakarta: Paradigma.
Sutono, Agus. 2015. Meneguhkan Pancasila
Sebagai Filsafat Pendidikan Nasional. Jurnal Ilmiah CIVIS. Vol. V, No. 1.
Noporin. Dasar falsafah
negara. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1980.
Noto nagoro. Pancasila secara ilmiah popular. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1984.
Salam,H, Burhanuddin.filsafat pancasilaisme. Jakarta : Rineka Cipta.1998.
Arifin. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP Press. 2010.
Noto nagoro. Pancasila secara ilmiah popular. Jakarta : Pantjoran Tujuh, 1984.
Salam,H, Burhanuddin.filsafat pancasilaisme. Jakarta : Rineka Cipta.1998.
Arifin. Pendidikan Kewarganegaraan. Sumedang: STKIP Press. 2010.
Hamid Darmadi. Pendidikan Pancasila, Konsep Dasar dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Jalaludin ,dkk.
FilsafatPendidikan . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
http://novisariansyah.wordpress.com.filsafat pendidikan nasional.
http://mariamah-sulaiman.blogspot.com
. pancasila sebagai falsafah hidup bangsa.
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 10, 2020
Rating:
No comments: