BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia dalam kehidupan sehari-hari
sangat membutuhkan energi dalam melakukan setiap aktivitas. Energi tersebut
bersumber dari makanan yang dikonsumsi setiap hari. Selain energi, manusia juga
membutuhkan senyawa lain salah satunya adalah vitamin. Tubuh membutuhkan jumlah
yang berbeda untuk setiap vitamin. Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang
penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat
diproduksi oleh tubuh manusia tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Jika
manuisa, hewan dan ataupun makhluk hidup lain tanpa asupan vitamin tidak akan
dapat melakukan aktivitas hidup dengan baik, kekurangan vitamin menyebabkan tubuh kita mudah terkena
penyakit.
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses
kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak
akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan
memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Dengan adanya sistem
pakar maka akan dapat menganalisa gejala-gejala kekurangan vitamin pada tubuh
manusia sehingga segera tertangani dengan efektif dan efisien (Rudi, 2010.)
Kekurangan vitamin sangat bervariasi dari
tingkat masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau
hilangnya nafsu makan sampai penyakit–penyakit yang serius misalnya beri-beri
yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Namun demikian, konsumsi
vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa bagian
grup populasi. Melihat pentingnya dan peranan vitamin dalam tubuh manusia maka
dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat vitamin (Ria, 2013).
Berdasarkan
uraian diatas maka dilakukan praktikum ini yaitu untuk mengetahui daya
pelindung asam askorbin terhadap oksidasi pada buah pisang dan daya pelindung
asam askorbin terhadap oksidasi pada buah apel.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana cara mengetahui pelindung asam askorbin terhadap oksidasi pada buah
pisang?
2.
Bagaimana cara mengetahui pelindung asam askorbin terhadap oksidasi pada buah
apel?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui pelindung asam askorbin terhadap oksidasi pada buah
pisang.
2.
Untuk mengetahui pelindung asam askorbin terhadap oksidasi pada buah apel.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Ruang Lingkup Vitamin
Tubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap
vitamin.Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang
tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang
lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari. Vitamin
termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dalam pemeliharaan kehidupan.Tiap
vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh karena vitamin adalah zat
organic maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.Vitamin
merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme
tubuh manusia.Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi
diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai
kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik (Sirajuddin, 2009).
Vitamin merupakan satu dari berbagai
jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal
bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang
cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama
oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam
menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena
berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada
manula. Jadi, secara tidak langsung,
asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang
sehat dan berumur panjang (Raffy, 2009).
Vitamin merupakan nutrient organik yang dibutuhkan
dalam jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimia dan yang umumyan tidak
disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang larut
dalam air, seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C)
dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad
(A, D, E, K). Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksitas
didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urine
(Shifietz, 2012).
Secara garis
besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang
larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D,
E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan
disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin
ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan.
Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh,
sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam
tubuh (Lehninger, 2012).
Terdapat
13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan
B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin
B12, dan folat).Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat
memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh
karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makananyang kita
konsumsi.Buah-buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang
tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat
diperoleh melalui suplemen makanan (Anita, 2008).
Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin
dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh karena itu, orang yang makan berbagai
macam makanan tidak mungkin kekurangan banyak vitamin. Kekurangan vitamin D
merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi pada kelompok orang tertentu
(seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk
vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti
diet ketat yang tidak memiliki cukup vitamin tertentu (Purwati, 2013).
Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan
gangguan gizi. Oleh karena itu, orang yang makan berbagai macam makanan tidak
mungkin kekurangan banyak vitamin. Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian.
Hal ini sering terjadi pada kelompok orang tertentu (seperti orang tua)
meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk vitamin yang lainnya,
kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti diet ketat yang tidak
memiliki cukup vitamin tertentu (Dian, 2012).
Sifat fisika-kimia vitamin C atau asam askorbat berbentuk
kristal putih, tidak berbau meleleh pada suhu 1900-1920
C. Rasanya sedikit masam, mudah larut dalam air. Oleh karena itu, dalam
ekstraksi analisa gula reduksi. Vitamin C stabil dalam bentuk kristal, namun
mudah teroksidasi dala larutan menjadi dehidro askorbat yang juga memiliki
fungsi fisiologis dalam tubuh manusia, namun tidak memiliki kemampuan sebagai
zat anti sariawan (Ika, 2009).
Firman
Allah SWT dalam Q.S An-Nahl/16:69
§NèO ’Í?ä. `ÏB
Èe@ä. ÏNºtyJ¨W9$# ’Å5è=ó™$$sù Ÿ@ç7ß™ Å7În/u‘ Wxä9èŒ 4 ßlãøƒs† .`ÏB $ygÏRqäÜç/ Ò>#uŽŸ° ì#Î=tFøƒ’C ¼çmçRºuqø9r& ÏmŠÏù Öä!$xÿÏ© Ĩ$¨Z=Ïj9 3 ¨bÎ) ’Îû y7Ï9ºsŒ ZptƒUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGtƒ ÇÏÒÈ
Terjemahnya :
69.
kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu ke luar minuman (madu)
yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.
Maksud dari ayat tersebut adalah Allah memberikan kita banyak kenikmatan,
salah satunya melalui tumbuhan. Buah dari tumbuh-tumbuhan yang kita konsumsi
merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Allah
memberikan petunjuk pada lebah untuk menjadikan buah-buahan dari berbagai jenis
pohon dan tumbuhan sebagai makanannya. Berkat petunjuk yang telah diberikan
oleh Tuhan itu, lebah menjalankan tugs-tugas hidupnya dengan sangat mudah. Dari
dalam perut lebah keluar sejenis minuman beraneka warna dan berguna bagi
kesehatan manusia. Adapun buah yang pada saat
setelah dikupas mengalami perubahan warna menjadi kecokelatan karena terjadi
proses kimia yaitu proses oksidasi.
B. Jenis Vitamin
1. Vitamin yang Larut dalam Lemak
Jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat
suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke
dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak
dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urine. Oleh karena
hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus (Andika, 2010).
Vitamin
yang larut dalam lemak merupakan molrkul hidrofobik apolar, yang semua nya
adalah derivat isoprene.Molekul-molekul ini tidak disintesis tubuh dalam jumlah
yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.Pemasokan vitamin- vitamin
yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin
tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Begitu diabsorbsi molekul vitamin
tersebut harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein
pengikat yang spesifik.Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah
vitamin A, D, E, dan K (Wahidin, 2009).
Vitamin A memiliki dua fungsi utama
dalam tubuh hewan. Pertama, adalah penting untuk pemeliharaan epitel, yang
membentuk selaput pelindung pada pernapasan dan pencernaan, dan lapisan mata.
Jika vitamin ini kekurangan, epitel menjadi keratin dan retak terjadi,
memberikan akses mudah ke bakteri dan virus, sehingga penyakit menular. Kedua,
vitamin A berperan penting dalam proses-proses kimia yang terjadi dalam mata
dan sangat penting untuk penglihatan. Vitamin ini menggabungkan dengan protein
dalam retina mata dan membentuk pigmen yang disebut ungu visual. Sel-sel ini,
bersama dengan pigmen lensa, bertanggung jawab untuk penglihatan dalam cahaya
redup. Selama proses ini, beberapa vitamin A diekskresikan dan harus diisi
ulang dari darah, jika penglihatan normal harus dipertahankan. Kekurangan
vitamin A, di samping menyebabkan kerusakan dalam proses-proses yang disebutkan
di atas, juga akan menyebabkan perubahan pada struktur tulang dan akan
mempengaruhi reproduksi dengan mengganggu produksi sperma pada laki-laki, dan
dengan menyebabkan resorpsi janin pada wanita (Ariffadholi, 2011).
Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang
banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta
produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak
dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu
metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera
memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari. Bila kadar vitamin D rendah
maka tubuh akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki
akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami
kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah Osteomalasia
yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam
tulang. Penyakit ini biasanya ditemukan pada remaja, sedangkan pada manula,
penyakit yang dapat ditimbulkan adalah Osteoporosis, yaitu kerapuhan
tulang akibatnya berkurangnya kepadatan tulang. Kelebihan vitamin D dapat
menyebabkan tubuh mengalami diare berkurangnya berat badan muntah-muntah,
dan dehidrasi berlebihan (Purwati, 2013).
Vitamin D merupakan prohormon
steroid.Vitamin ini diwakili oleh sekelompok senyawa steroid yang terutama
terdapat pada hewan, tetapi juga terdapat dalam tanaman serta ragi. Melalui
berbagai proses metabolic,vitamin D dapat menghasilkan suatu hormon yaitu
Kalsitriol, yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme kalsium dan
fosfat.(Alinka, 2011)
Vitamin K termasuk golongan vitamin yang larut dalam lemak.
Vitamin ini banyak ditemukan dalam berbagai bahan makanan, misalnya bayam,
brokoli, kacang kecelai, daging, telur, stroberi, sereal serta minyak sayur.
Kecukupan asupan vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah dan
kesehatan tulang (Arif, 2013).
2. Vitamin yang Larut dalam Air
Vitamin
C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita.Di dalam
tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan
protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong
lainnya.Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal
berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita.Terkait dengan
sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu
menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit
degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.Selain itu, vitamin C berperan
dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh,
seperti otot.Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi
pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme
patogen.Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran
tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.Sumber vitamin C buah
jeruk, tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai hijau, selada hijau, jambu biji
(Riri, 2010).
Vitamin
C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut dalam air. Vitamin C bekerja
sebagai suatu koenzim dan pada keadaan tertentu merupakan reduktor dan
antioksidan. Vitamin ini dapat secara langsung atau tidak langsung memberikan
elektron ke enzim yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai
kofaktor untuk prolil dan lisil hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini
berbentuk kristal dan bubuk putih kekuningan, stabil pada keadaan kering
(Dewoto, 2011)
Riboflavin (vitamain B2 larut air, tahan panas,
oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar
ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak dan berfungsi
sebagai koenzim. Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan
alamiyah Nikotinamida (niasin amida). Niasin merupakan kristal putih
yang lebih stabil dari tiamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu
tinggi, cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan
dan pemanasan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan yang dibuang.
Niasin mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Biotin adalah suatu
karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol
yang bersatu dengan cincin tetrahidrotiofen
dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut air dan
alkohol serta mudah dioksidasi (Riri, 2010).
Vitamin B6 terdapat di alam dalam tiga bentuk, piridoksin,
piridoksal, dan piridoksamin. Piridoksin hidroklorida adalah bentuk sintetik
yang digunakan sebagai obat. Dalam keadaan difosforilasi, vitamin B6 berperan
sebagai koenzim berupa piridoksal fosfat (PLP) dan piridoksamin (PMP) dalam
berbagai reaksi transaminasi. Di samping itu PLP berperan dalam berbagai reaksi
lain. Folasin dan folat adalah nama generik sekelompok ikatan yang secara
kimiawi dan gizi sama dengan asam folat. Ikatan-ikatan ini berperan sebagai
koenzim dalam transportasi pecahan-pecahan karbon tunggal dalam metabolisme
asam amino dan sintesis asam nukleat (Yudistira, 2013).
Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah
karena kehadiran kobalt. Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer,
alkali, cahaya, dan bahan-bahan pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan,
kurang lebih 70% vitamin B12 dapat dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk
paling stabil dank arena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi
bakteri. Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung
dengan cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan
melindungi serat syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga
berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat,
sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah (Yazid, 2009).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Adapun waktu dan tempat
dilaksanakannya
pratikum ini pada hari Senin 03 Desember 2018, pukul 13.30-15.00
WITA bertempat di Laboratorium Basic Animal Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan
Bahan
1.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cawan petri, pipet tetes, labu
takar, tabung raksi, cutter,
Stopwatch, alat tulis dan kamera
handphone.
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini yaitu buah
apel, buah pisang, alkohol, aquadest, , tissue, dan vitamin C.
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja dalam praktikum ini sebagai berikut:
1.
Prosedur
kerja daya pelindung asam askorbin terhadap oksidasi buah pisang yang dikupas
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong pisang menjadi dua bagian,
mengupas pisang
c. memotong pisang menjadi 4 bagian
dengan ketebalan kira- kira 2 cm.
d. menghaluskan potongan-potongan
tersebut menjadi bubur
e. meletakkan pisang yang halus ke
dalam cawan petri.
f. Membagi pisang kedalam empat
tumpukan. Kedua tumpukan diberi 2 ml larutan vitamin dan 2 tumpukan lainnya di
beri aquades Pisang di simpan selama 5 menit kemudian diamat.
2.
Prosedur
kerja daya pelindung asam askorbin terhadap oksidasi buah pisang tampa dikupa.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong pisang menjadi dua bagian
c. memotong pisang menjadi 4 bagian
dengan ketebalan kira- kira 2 cm.
d. menghaluskan potongan-potongan
tersebut menjadi bubur
e. meletakkan pisang yang halus ke
dalam cawan petri.
Membagi pisang kedalam empat
tumpukan. Kedua tumpukan diberi 2 ml larutan vitamin dan 2 tumpukan lainnya di
beri aquades Pisang di simpan selama 5 menit kemudian diamat.
3.
Prosedur
kerja daya pelindung asam askorbin terhadap oksidasi buah aple yang dikupas.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong pisang menjadi dua bagian,
mengupas pisang
c. memotong pisang menjadi 4 bagian
dengan ketebalan kira- kira 2 cm.
d. menghaluskan potongan-potongan
tersebut menjadi bubur
e. meletakkan pisang yang halus ke
dalam cawan petri.
f. Membagi pisang kedalam empat
tumpukan. Kedua tumpukan diberi 2 ml larutan vitamin dan 2 tumpukan lainnya di
beri aquades Pisang di simpan selama 5 menit kemudian diamat.
4.
Prosedur
kerja daya pelindung asam askorbin terhadap oksidasi buah apel tampa dikupas.
a. Menyiapkan alat dan bahan.
b. Memotong pisang menjadi dua bagian
c. memotong pisang menjadi 4 bagian
dengan ketebalan kira- kira 2 cm.
d. menghaluskan potongan-potongan
tersebut menjadi bubur
e. meletakkan pisang yang halus ke
dalam cawan petri.
f. Membagi pisang kedalam empat
tumpukan. Kedua tumpukan diberi 2 ml larutan vitamin dan 2 tumpukan lainnya di
beri aquades Pisang di simpan selama 5 menit kemudian diamat
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
1.
Daya pelindung
asam askorban terhadaap oksidasi pada buah pisang
Tabel 1. Hasil pengamatan Daya pelindung asam askorban terhadaap
oksidasi pada buah pisang
No
|
Larutan
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Aguades
|
1.
pisang yang dikupas
Sebelum sesudah
|
1.
Pisang dikupas
a.
Coklat muda
b.
Mengalami perubahan (coklat)
|
2.
pisang yang tidak dikupas
Sebelum sesudah
|
2.
pisang yang tidak dikupas
a.
coklat
b.
mengalami perubahan (coklat
kehitaman)
|
||
2.
|
Vitamin C
|
1.
pisang yang dikupas
Sebelum sesudah
|
1.
pisang yang dikupas
a.
kuning
b.
tidak mengalami perubahan
|
2.
pisang yang tidak dikupas
Sebelum sesudah
|
2.
pisang yang tidak dikupas
a.
coklat
b.
mengalami perubahan
|
sumber: Laboeatarium Peternaka Jurusan Ilmu Petrnakan Fakultas Sains
Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2018.
2.
Daya pelindung
asam askorban terhadaap oksidasi pada buah apel
Tabel 1. Hasil pengamatan Daya pelindung asam askorban terhadaap
oksidasi pada buah apel
No
|
Larutan
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Aguades
|
3.
apel yang dikupas
Sebelum sesudah
|
2.
Pisang dikupas
c.
Coklat
d.
Mengalami perubahan
|
4.
pisang yang tidak dikupas
Sebelum sesudah
|
3.
pisang yang tidak dikupas
c.
coklat
d.
mengalami perubahan (coklat pucat)
|
||
2.
|
Vitamin C
|
2.
pisang yang dikupas
Sebelum sesudah
|
3.
pisang yang dikupas
c.
kuning
d.
tidak mengalami perubahan
|
4.
pisang yang tidak dikupas
Sebelum sesudah
|
3.
pisang yang tidak dikupas
c.
coklat
d.
mengalami perubahan
|
sumber: Laboeatarium Peternaka Jurusan Ilmu Petrnakan Fakultas Sains
Dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2018.
A. Pembahasan
Adapun pembahasan dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
Daya Pelindung Asam
Aksorbin Terhadap Oksidasi
a. Ditetesi
aquadest
Pada
percobaan ini, bahan yang digunakan adalah sebuah apel. Apel yang dibagi menjadi 4 potongan, 2
bagian dikupas dan 2 bagian dibiarkan tetap bersama kulitnya. Apel tersebut dicampur dengan Aquades dan warnanya menjadi kuning yang
tidak mengalami perubahan, lalu percobaan berikutnya pisang yang dicampur dengan aquadest warnanya
menjadi coklat dan mengalami
perubahan pada warna tersebut .Hal
ini sesuai dengan pendapat Rahmat (2010), menyatakan apel yang dicampur
dengan aquades akan berwarna coklat
karena telah mengalami proses oksidasi dengan udara, sedangkan pisang
yang dicampur dengan aquadest juga berwarna coklat, hal ini karena apel dan pisang yang dicampur aquadest mengalami proses
oksidasi
b.
Ditetesi vitamin C
Pada percobaan ini, bahan yang
digunakan adalah sebuah pisang dan apel. Pisang yang dibagi menjadi 4 potongan, 2 bagian
dikupas dan 2 bagian dibiarkan tetap bersama kulitnya.Pisang tersebut dicampur
dengan Aquades dan warnanya menjadi cokelat yang terlihat tidak mengalami
perubahan warna, pisang yang dicampur dengan vitamin C warnanya menjadi kuning
terang atau terlihat berwarna jingga terang sehingga pada buah pisang tersebut
mengalami perubahan warna dari yang dikupas maupun tidak dikupas. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rahmat, 2010) menyatakan bahwa Pisang
yang dicampur dengan aquadest akan berwarna coklat karena telah mengalami proses oksidasi dengan udara, sedangkan pisang yang dicampur dengan vitamin C tetap berwarna kuning,
hal ini karena pisang
yang dicampur vitamin C tidak mengalami
proses oksidasi dengan udara dan vitamin C yang dicampur dengan pisang tersebut berfungsi sebagai anti oksidant yang dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah
1.
Apel yang dicampur dengan aquades akan berwarna
coklat karena telah mengalami proses
oksidasi dengan udara, sedangkan pisang yang dicampur dengan vitamin C tetap berwarna kuning, hal ini karena apel
yang dicampur vitamin C tidak mengalami
proses oksidasi dengan udara dan vitamin C yang dicampur dengan tersebut berfungsi sebagai anti oksidant yang dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi.
2. Bahwa Pisang
yang dicampur dengan aquadest akan berwarna coklat karena telah mengalami proses oksidasi dengan udara, sedangkan pisang yang dicampur dengan vitamin C tetap berwarna kuning,
hal ini karena pisang
yang dicampur vitamin C tidak mengalami
proses oksidasi dengan udara dan vitamin C yang dicampur dengan pisang tersebut berfungsi sebagai anti oksidant yang dapat mencegah atau memperlambat proses oksidasi
B. Saran
Adapun
saran dari praktikum ini adalah sebaiknya alat dan bahan dilengkapi sehingga praktikan dapat
lebih seksama meneliti proses praktikum tanpa menuggu kelompok yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Andika.
2010.
Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Anita. 2008. . Ilmu Gizi.
Jakarta: Penerbit Dian Rakyat.
Ariffadholi.
2011. Biokimia Pangan Dasar. Penerbit
Buku pendidikan Deepublish. Bandung.
Dewoto HR dan Wardhini S 2011. Antianemia
Defisiensi dan Eritropoietin. Dalam Terapi edkelima.Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Percetakan Gaya Baru, Jakarta.p.769-92.
Dhian. 2012. Reaksi Uji Asam Amino. Universitas Indonesia UI-Press. Jakarta.
Sartika, 2013. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Dhian. 2012. Reaksi Uji Asam Amino. Universitas Indonesia UI-Press. Jakarta.
Farmakologi dan Terapi edisi
kelima.Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Percetakan Gaya Baru, Jakarta.p.800-2
Ika, Dani. 2009.
Alat otomarisasi pengukur kadar vitamin C dengan metode titrasi asam basa,
Jurnal Neutrino, Vol. 1.
Lehninger, 2012. Biokimia-Vitamin. Jakarta: Puspa Swara.
Purwati, 2013. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : UNHAS Press
Raffy, 2009. Seluk-beluk
Food Suplement. Jakarta : Gramedia Saifuddin
Rahmat, .2010. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Riri.
2010. Jenis-Jenis Vitamin. Bandung: Tarsito.
Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. UNHAS Press. Makassar.
Syahruddin, Kasim, dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas
Hasanuddin.
Tim Dosen.
2014. Penuntun Biokimia. Makassar:
Universitas Islam negeriAluddin Makassar.
Wahidin, Poedjiadi, Anna dan Suprianti, Titin. 2009. Dasar-Dasar Biokimia.
Jakarta: UI Press.
Shifietz.
2012. Reaksi Uji Protein. Gajah Madah Universitas Press. Yogyakarta.
Laporan praktikum biokimia nutrisi ternak (vitamin)
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 14, 2020
Rating:
No comments: