PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Protein merupakan zat yang sangat penting bagi setiap organisme serta
merupakan komponen terbesar dari semua sel hidup. Protein dalam tubuh berfungsi
sebagai sumber utama energi selain karbohidrat dan lemak, sebagai zat pembangun
dan zat pengatur dalam tubuh. Protein
memegang peranan penting dalam hampir semua proses biologi. Protein merupakan
komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel
itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan
berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh.
Hampir setiap fungsi
dinamik dalam makhluk hidup bergantung pada protein. Protein menyusun lebih
dari 50% massa kering sebagian besar sel, dan protein sangat penting bagi hampir
semua hal yang dilakukan organisme. Beberapa protein mempercepat reaksi kimia
dan yang lain berpean dalam penyimpanan, penyokongan struktural, transpor,
pergeraan, komunikasi selular serta pertahanan melawan zat asing. Oleh karena
itu, diperlukan pengujian protein untuk mengetahui sifat-sifat dan jenis-jenis
asam amino dan protein (Farid, 2010).
Dalam kehidupan protein
memegang peranan yang penting pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung
dengan baik karena adanya enzim, suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu
hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau erittrosit yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen ke seluruh bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein.
Demikian pula zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang
disebut antigen juga suatu protein (Sindi, 2012).
Berdasarkan asalnya, protein dibedakan menjadi protein nabati dan hewani.
Protein nabati berasal dari tumbuhan misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, oncom
dan kecap. Protein hewani berasal dari hewan misalnya ikan, daging ayam, daging
sapi, keju, cumi-cumi, udang dan telur (Devi, 2010).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan ini yaitu
agar dapat memahami dan mengerti tentang protein dan dapat membedakan reaksi-reaksi yang ada
pada percobaan protein.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
mengetahui reaksi Millon pada
percobaan protein?
2. Bagaimana
mengetahui reaksi Biurey pada
perbobaan protein?
3. Bagaimana mengetahui reaksi Xiphoprotein pada percobaan protein?
C. Tujuan
Praktikum
Rumusan
masalah dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui reaksi Millon pada percobaan protein.
2. Untuk
mengetahui reaksi Biurey pada
perbobaan protein.
3. Untuk mengetahui reaksi Xiphoprotein pada percobaan protein.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Protein
Protein berasal
dari bahasa Yunani Proteios yang
berarti pertama atau utama. Protein merupakan makromolekul yang menyusun lebih
dari separuh bagian dari sel. Protein menentukan ukuran dan struktur sel,
komponen utama dari sistem komunikasi antar sel serta sebagai katalis berbagai
reaksi biokimia di dalam sel. Karena itulah sebagian besar aktivitas penelitian
biokimia tertuju pada protein khususnya hormon, antibodi, dan enzim (Fatchiyah
dkk, 2011).
Protein
adalah senyawa organik komplek berbobot
molekul besar yang terdiri dari asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor (Ratna, 2011).
Protein merupakan polimer
yang terdiri dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain
dengan ikatan peptida. Protein berasal dari kata “Protos” yang berarti utama. Protein adalah
senyawa organik kompleks yang tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen (H),
Oksigen (O), Nitrogen (N) dan kadang-kadang mengandung zat Belerang (S) dan
Fosfor (P). Setiap polimer protein tersusun atas monomer yang disebut asam
amino. Masing-masing asam amino mngandung satu atom Karbon (C) yang mengikat
satu atom Hidrogen (H), satu gugus amin (NH2), satu gugus karboksil (-COOH), dan
lain-lain (gugus R) (Ahmad, 2011).
Protein
berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain
seperti okseigen, mendukung secaramekanis sstem kekbalan (imunitas) tubuh,
menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan
mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein
menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu
beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu
(Andi, 2010).
Protein merupakan komponen itama dalam semua hal
hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein
merupakan komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdidi
atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan fosfor
(P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang mengandung
unsur logam seperti tembaga dan besi (Rahma, 2011).
Asam amino yang diperlukan tubuh ada 20 macam.sepuluh
diantaranya sangat penting bagi pertumbuhan sel-sel tubuh manusia dan tidak
dapat dibuat dalam tubuh,sehingga harus didapatkan dari luar tubuh.Asam amino
itu disebut asam amino esensial.selain asam amino esensial terdapat juga asam
emino non-esensial.Asam amino non-esensial merupakan asam amino yang dapat
dibuat dalam tubuh manusia. Bahan bakunya berasal dari asam amino lainnya.
Namun ada juga yang mengatakan bahwa asam amino terbagi menjadi 3, ditambah
dengan asam amino semi esensial. Asam amino semi esensial adalah asam amino
yang dapat menghemat pemakaian beberapa asam amino esensial (Riri, 2013).
Protein yang
membangun tubuh disebut Protein struktural
sedangkan protein yang berfungsi sebagai enzim, antibodi atau hormon
dikenal sebagai protein fungsional. Protein
struktural pada umumnya bersenyawa dengan zat lain di dalam tubuh makhluk hidup. Contoh
protein struktural antara lain nukleoprotein
yang terdapat di dalam inti sel dan lipoprotein
yang terdapat di dalam membran sel. Ada juga protein yang tidak bersenyawa
dengan komponen struktur tubuh, tetapi terdapat sebagai cadangan zat di dalam
sel-sel makhluk hidup. Contoh
protein seperti ini adalah protein pada sel telur ayam,burung,kura-kura dan
penyu (Riri, 2010).
Dalam kehidupan protein memegang peranan yang penting
pula. Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim,
suatu protein berfungsi sebagai biokatalis. Disamping itu hemoglobin dalam butir-butir
darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen ke seluruh
bagian tubuh, adalah salah satu jenis protein. Demikian pula zat-zat yang
berperan untuk melawan bakteri penyakit atau yang disebut antigen juga suatu
protein (Riri, 2010).
B.
Jenis-jenis Protein
Menurut Riski (2010) yang menyatakan jenis-jenis protein adalah sebagai
berikut:
1.
Kolagen,
protein struktur yang diperlukan untuk membentuk kulit, tulang dan ikatan
tisu.
2.
Antibodi,
protein sistem pertahanan yang melindungi badan daripada serangan penyakit.
3.
Dismutase superoxide, protein yang
membersihkan darah kita.
4.
Ovulbumin, protein simpanan yang memelihara badan.
5.
Hemoglobin,
protein yang berfungsi sebagai pembawa oksigen.
6.
Toksin,
protein racun yang digunakan untuk membunuh kuman.
7.
Insulin,
protein hormon yang mengawal aras glukosa dalam darah.
8.
Tripsin,
protein yang mencernakan makanan protein
C.
Manfaat Protein
Menurut Anwar (2011) yang menyatakan bahwa protein memegang peranan penting dalam berbagai proses biologi. Peran-peran
tersebut antara lain:
1.
Katalisis
enzimatik yaitu hampir semua reaksi kimia dalam sistem biologi dikatalisis oleh
enzim dan hampir semua enzim adalah protein.
2.
Transportasi
dan penyimpanan yaitu berbagai molekul kecil dan ion-ion ditansport oleh
protein spesifik. Misalnya transportasi oksigen di dalam eritrosit oleh
hemoglobin dan transportasi oksigen di dalam otot oleh mioglobin.
3.
Koordinasi
gerak yaitu kontraksi otot dapat terjadi karena pergeseran dua filamen protein.
Contoh lainnya adalah pergerakan kromosom saat proses mitosis dan pergerakan
sperma oleh flagela.
4.
Penunjang
mekanis yaitu ketegangan kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen yang
merupakan protein fibrosa.
5.
Proteksi
imun yaitu antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal
serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel dari
organisme lain.
6.
Membangkitkan
dan menghantarkan impuls saraf yaitu respon sel saraf terhadap rangsang
spesifik diperantarai oleh oleh protein reseptor. Misalnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap cahaya ditemukan
pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor pada sinapsis.
7.
Pengaturan
pertumbuhan dan diferensiasi yaitu pada organisme tingkat tinggi, pertumbuhan
dan diferensiasi diatur oleh protein faktor pertumbuhan. Misalnya faktor
pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf. Selain itu, banyak
hormon merupakan protein.
D.
Sumber Protein
Menurut
Muchtadi (2010), sumber protein bagi manusia dapat digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu sumber protein konvensional dan non-konvensional.
1. Protein
konvensional
Protein
konvensional merupakan protein yang berupa hasil pertanian dan peternakan
pangan serta produk-produk hasil olahannya. Berdasarkan sifatnya, sumber
protein konvensional ini dibagi lagi menjadi dua golongan yaitu protein nabati
dan protein hewani.
a. Protein nabati, yaitu protein
yang berasal dari bahan nabati (hasil tanaman), terutama berasal dari
biji-bijian (Serealia)
dan kacang-kacangan. Sayuran dan
buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein dalam jumlah yang cukup
berarti.
b. Protein hewani, yaitu protein
yang berasal dari hasil-hasil hewani seperti daging (sapi, kerbau kambing, dan
ayam), telur (ayam dan bebek), susu (terutama susu sapi), dan hasil-hasil
perikanan (ikan, udang, kerang, dan lain-lain). Protein hewani disebut sebagai
protein yang lengkap dan bermutu tinggi, karena mempunyai kandungan asam-asam
amino esensial yang lengkap yang susunannya mendekati apa yang diperlukan oleh
tubuh, serta daya cernanya tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap (dapat
digunakan oleh tubuh) juga tinggi.
2. Protein
non-konvensional
Protein non-konvensional
merupakan sumber protein baru, yang dikembangkan untuk menutupi kebutuhan
penduduk dunia akan protein. Sumber protein non konvensional berasal dari
mikroba (bakteri, khamir, atau kapang), yang dikenal sebagai protein sel
tunggal (single cell protein), tetapi sampai sekarang produknya belum
berkembang sebagai bahan pangan untuk dikonsumsi.
E.
Uji Protein
1.
Reaksi Millon
Pereaksi Millon
adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam
nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan
protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan.
Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa
merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna (Makmur, 2010).
2.Reaksi Xanthoprotein
Larutan
asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan
protein. Setelah dicampur terjadi endapan putih yang dapatberubah menjadi
kuning apabila dipanaskan. Reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti benzena
yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang
mengandung tirosin, fenilalanin dan triptofan (Widya, 2011).
3.Reaksi Biurey
Larutan protein
dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan CuSO4 encer. Uji ini
untuk menunjukkan adanya senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang
berada bersama gugus amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu
ditandai dengan timbulnya warna merah violet atau biru violet (Ridho, 2010).
4.Reaksi Ninhidrin
Uji ninhidrin adalah uji umum untuk protein
dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah asam amino menjadi suatu aldehida.
Ninhidrin dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin yang
terlihat tidak warna kedalam sampel, kemudian dipanaskan beberapa menit. Adanya
protein ditandai dengan adanya perubahan warna ungu (Salman, 2010).
BAB
III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Waktu dan
tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah pada hari Senin tanggal 17 Desember
2018 pukul 13.45-15.40 WITA bertempat di Laboratorium Peternakan
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, rak tabung dan pipet
tetes.
2. Bahan
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah CuSO4 0,5%, NaOH 10%, telur
ayam kampung, telur ayam ras, telur itik dan Reagens Millon.
C.
Prosedur Kerja
Prosedur
kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Reaksi
Millon
a. Menyiapkan
alat dan bahan
b. Melabeli
setiap tabung reaksi T1 telur
ayam kampung, T2 telur ayam ras dan T3 telur itik.
c. Memipet
putih telur ayam ras, putih telur
ayam kampung, dan putih telur itik masing-masing 2 ml
kedalam masing-masing tabung.
d. Menambahkan
3 tetes reagens millon pada setiap
tabung.
e. Mengamati
perubahan warna atau endapan yang terjadi
2. Reaksi
Biurey
a. Menyiapkan
alat dan bahan.
b. Melabeli
setiap tabung reaksi T1 telur
ayam kampung, T2 telur ayam ras dan T3 telur itik.
c. Memipet
putih telur ayam ras, putih telur
ayam kampung, dan putih telur itik masing-masing 2 ml
kedalam masing-masing tabung.
d. Menambahkan
3 tetes NaOH 10% kedalam masing-masing tabung.
e. Menambahkan 3 tetes CuSO4 0,5%
pada masing-masing tabung.
f. Mengamati
perubahan warna yang terjadi.
g. Mencatat
hasil pengamatan
B.
Pembahasan
1.
Reaksi Millon
Berdasarkan hasil percobaan dengan menguji putih telur ayam
kampung, putih telur ayam ras dan putih telur itik masing-masing 2 ml pada
tabung reaksi kemudian di tambahkan 3
tetes Reagens Millon dan menghasilkan pada telur ayam kampung terdapat endapan
dan berwarna kuning, telur ayam ras terdapat endapan dan berwarna kuning dan
telur itik terdapat endapan dan berwarna putih. Hal ini sesuai dengan pendapat
Makmur (2010) yang menyatakan bahwa pereaksi millon adalah larutan
merkuro dan merkuri nitrat dalam asamnitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan
pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi
merah oleh pemanasan.
2.
Reaksi Biurey
Berdasarkan hasil percobaan dengan menguji putih telur ayam
kampung, putih telur ayam ras dan putih telur itik, masing-masing 2 ml
ditambahkan NaOH 10% dan penambahan CuSO4 0,5% 3 tetes menghasilkan warna pada telur ayam kampung terdapat gumpalan,
lapisan tengah warna ungu dan lapisan bawah warna kuning, pada telur ayam ras
terdapat gumpalan, lapisan tengah ungu
dan lapisan bawah warna kuning, pada telur itik juga terdapat gumpalan, lapisan
tengah warna ungu dan lapisan bawah warna putih. Hal ini sesuai dengan pendapat
Ridho (2010) yang menyatakan bahwa arutan protein dibuat alkalis dengan NaOH kemudian ditambahkan larutan
CuSO4 encer. Uji ini untuk menunjukkan adanya
senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam yang berada bersama gugus
amida yang lain. Uji ini memberikan reaksi positif yaitu ditandai dengan
timbulnya warna merah, violet atau biru violet.
3. Reaksi Xanthoprotein
Reaksi Xanthoprotein pada hasil percobaan kami
dengan menguji putih telur ayam kampung, putih telur ayam ras dan putih telur
bebek, masing-masing 2 ml. Setelah penambahan 1 ml HNO3 pekat,
setelah didinginkan ditambahkan tetesan NaOH 10% akhirnya menghasilkan pada
telur ayam ras warna kuning, endapan kuning dan berbusa, telur ayam kampung
warna kuning dan berbusa, dan telur bebek warna kuning, endapan kuning dan
berbusa kuning. Hal ini sesuai dengan
pendapat Widya (2010) Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati
ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi endapan
putih yang dapatberubah menjadi kuning apabila dipanaskan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Pada
reaksi Millon kami dengan menguji putih
telur ayam kampung, putih telur ayam ras dan putih telur itik, masing-masing 2
ml di tambahkan 3 tetes reagens millon
dan menghasilkan pada telur ayam kampung terdapat endapan dan berwarna kuning,
telur ayam ras terdapat endapan dan berwarna kuning dan telur itik terdapat
endapan dan berwarna putih.
2.
Pada reaksi Biurey dengan menguji putih telur ayam kampung, putih telur ayam
ras dan putih telur itik, masing-masing 2 ml ditambahkan NaOH 10% dan
penambahan CuSO4 0,5% 3 tetes menghasilkan warna pada telur ayam kampung terdapat gumpalan,
lapisan tengah warna ungu dan lapisan bawah warna kuning, pada telur ayam ras
terdapat gumpalan, lapisan tengah ungu
dan lapisan bawah warna kuning, pada telur itik juga terdapat gumpalan, lapisan
tengah warna ungu dan lapisan bawah warna putih.
3.
Pada reaksi Xiphoprotein
Pada reaksi Xiphoprotein kami dengan menguji putih
telur ayam kampung, putih telur ayam ras dan putih telur bebek, masing-masing 2
ml. Setelah penambahan 1 ml HNO3 pekat, setelah didinginkan
ditambahkan tetesan NaOH 10%.
B.
Saran
Saran
pada praktikum ini adalah
sebaiknya alat dan bahannya dilengkapi agar supaya semua kelompok praktikan
dapat melakukan setiap percobaan baik itu uji protein maupun uji empedu.
Daftar
Pustaka
Ahmad.
2011. Biologi Umum, Bandung : Prisma press.
Andi. 2010. Pengembangan Produk Ternak Rendah Lemak dan Tinggi Asam
Lemak Tidak Jenuh, Journal of The Indonesian Tropical
Animal Agriculture, 29 4 225-233.
Anwar. 2011. Dasar-dasar Biokimia.
Universitas
Indonesia PRESS. Jakarta.
Farid.
2010. Kimia makanan. Bandung. Institut Teknologi Bandung.
Makmur.
2010.
Uji
Protein.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Rahma. 2011. Analisa bahan makanan
dan pertanian. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta.
Ratna. 2011. Analisis makanan. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Ridho. 2010. Metode Analisis Uji Protein. Penerbit Angkasa. Jakarta.
Riri. 2010. Pengaruh Aras Undegraded Protein dan Energi
terhadap Kinetik Fermentasi Rumen dan Sintesis Protein Mikroba pada Sapi. Journal of the Indonesian Tropical Animal
Agriculture. 32(3): 194-200.
Riski. 2010. Indeks Sinkrosasi Pelepasan N-Protein danEnergi dalam
Ruen sebagai Basis Formulasi Ransum Ternak Ruminansia dengan Bahan Lokal.
Disertasi. Sekolah
PascaSarjana.Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Salman. 2010.
Determination of plant proteins via the Kjeldahl method and amino acid
analysis: A comparative study. International
journal of scientific & technology research, 3, (4), 68-72
Sindi,
2012. Deskripsi Dan Macam-Macam Tingkatan Struktur Protein. Tarsito. Bandung.
Widya. 2011. Analisis Uji Protein. Erlangga. Jakarta.
Laporan praktikum biokimia nutrisi ternak (protein)
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 14, 2020
Rating:
No comments: