Laporan praktikum penyakit dan kesehatan ternak (pengamatan dan pemeriksaan)


PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam suatu peternakan kesehatan ternak merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Suatu peternakan dapat dikatakan berhasil apabila ternak yang dipelihara sehat. Ternak dapat dikatakan sehat apabila status kondisi tubuh ternak dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.
Secara umum penyakit hewan adalah segala sesuatu yang menyebabkan hewan menjadi tidak sehat. Hewan sehat adalah hewan yang tidak sakit dengan ciri-ciri bebas dari penyakit yang bersifat  menular atau tidak menular, tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen, dan mampu berproduksi secara optimum. Salah satu bagian penting dalam penanganan kesehatan ternak adalah melakukan pengamatan terhadap ternak yang sakit melalui pemeriksaan ternak yang diduga sakit yaitu suatu proses untuk menentukan dan mengamati perubahan yang terjadi pada ternak atau hewan melalui tanda-tanda atau gejala fisik yang terlihat sehingga suatu penyakit dapat diketahui penyebabnya (Departemen pendidikan nasional, 2001).
Agar ternak tetap dalam keadaan sehat, maka ternak perlu dijaga kesehatannya secara kontinyu baik melalui upaya pencegahan maupun pengobatan penyakit. Untuk mengetahui kondisi ternak sehat atau sakit maka harus dilakukan pemeriksaan. Dengan melakukan pengamatan kondisi kesehatan secara kontinyu diharapkan peternak dapat melaksanakan program pencegahan penyakit dengan baik dan kalaupun diketahui adanya suatu tanda- tanda penyakit peternak dapat melalukan upaya pengobatan sedini mungkin (Direktorat Pembinaan SMK, 2013).
Berdasarkan uraian diatas yang mendasari dilakukannya praktek lapang yaitu untuk mengetahui kondisi kesehatan ternak (sehat atau tidak) dari pemeriksaan fisik, tingkah laku dan kondisi fisisologis ternak.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktek lapang ini adalah bagaimana mengetahui kondisi kesehatan ternak (sehat atau tidak) dari pemeriksaan fisik, tingkah laku dan kondisi fisiologis ternak?
C.      Tujuan
Tujuan pada praktek lapang ini adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan ternak (sehat atau tidak) dari pemeriksaan fisik, tingkah laku dan kondisi fisiologis ternak.
                                                                                 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Kesehatan Ternak
Kesehatan hewan/ternak adalah suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologik berfungsi normal. Sehat adalah fisiologik, artinya komponen (sel, organ dan sistem organ) yang ada di dalam tubuh bekerja dengan mekanisme dan hasil kerja yang normal, tidak dibawah atau diatas normal. Gangguan kesehatan sapi dapat muncul karena faktor infeksi maupun faktor predisposisi yang mempengaruhi organ dan sistem organ sapi (Handoko, 2008).
Ternak dikatakan sakit jika organ tubuh atau fungsi organ tubuh tersebut mengalami kelainan, dan tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelainan tersebut dapat diketahui melalui pemeriksaan dengan indera secara langsung mapun menggunakan alat bantu. Sakit merupakan perubahan phisiologis pada individu yang merupakan akibat dari penyebab penyakit (kausal). Gejala klinis khusus adalah gejala klinis yang timbul sebagai reaksi dari kelainan suatu sistem organ tubuh ternak. Setiap kelainan dari sistim organ tubuh akan menunjukkan gejala yang yang khas (berbeda). Dengan kata lain jika terjadi kelainan pada satu organ akan menunjukkan gejala yang berbeda dengan kelainan yang terjadi pada organ lainnya (Direktorat Pembinaan SMK, 2013).
 
 
Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh peternak berkaitan dengan program kesehatan ternak menurut Departemen pendidikan nasional, (2001), antara lain:
1.      Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab penyakit
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya bibit penyebab penyakit antara lain melakukan sanitasi/kebersihan secara baik, benar dan teratur, biasakan memisahkan ternak yang baru datang terlebih dahulu untuk beberapa saat, menjaga lingkungan tetap baik dan jika perlu ternak yang sering sakit-sakitan dikeluarkan.
2.      Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain jagalah kebutuhan pakan untuk tetap baik, cukup dan seimbang. Jika di daerah tersebut sering muncul penyakit menular, kontak dengan petugas setempat untuk diupayakan adanya vaksinasi dan biasakan melakukan program seleksi ternak secara baik dan teratur.
3.      Mengurangi penyebaran penyakit
Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah jika ada ternak yang sakit harus segera dipisahkan, segera lakukan pengamatan secara mendalam pada ternak-ternak yang lain apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak misalnya tingkah laku ternak, tanda-tanda fisiknya, nafsu makan dan sebagainya dan jika perlu upayakan pengobatan sementara.
4.      Melakukan sistem pencatatan (produksi dan reproduksi) secara teratur.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Mu’minun/23:21
¨bÎ)ur ö/ä3s9 Îû ÄN»yè÷RF{$# ZouŽö9Ïès9 ( /ä3É)ó¡S $£JÏiB Îû $pkÍXqäÜç/ ö/ä3s9ur $pkŽÏù ßìÏÿ»uZtB ×ouŽÏVx. $pk÷]ÏBur tbqè=ä.ù's? ÇËÊÈ

Terjemahnya:
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu, kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt telah menciptakan binatang ternak seperti unta, sapi, dan kambing yang dapat diambil manfaatnya oleh manusia. Susunya dapat diminum, kulit dan bulunya untuk dijadikan pakaian yang memberi kehangatan badan dan dagingnya dapat dimakan, dapat meringankan beban pengangkutan-pengangkutan yang hendak dikirim dari suatu tempat ke tempat yang lain atau barang-barang dagangan dan bekal-bekal perjalanan yang tidak dapat disampaikan ke tempat tujuannya melainkan dengan susah payah. Maka patutlah Allah swt yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia sebagai makhluk utama-Nya disebut dan dipuji yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
B.       Ciri-ciri Ternak yang Sehat
Menurut Samal (2015), yang menyatakan bahwa tanda-tanda sapi sehat adalah sebagai berikut :
1.      Nafsu makan besar dan agak rakus.
2.      Minum teratur (kurang lebih 8 kali sehari).
3.      Mata merah, jernih dan tajam, hidung bersih, memamah biak bila istirahat.
4.      Kotoran normal dan tidak berubah dari hari kehari.
5.      Telinga sering digerakan, kaki kuat, mulut basah.
6.      Temperature tubuh normal (38,5 – 39)º C dan lincah.
7.      Jarak/siklus berahi ternak (terutama sapi betina/induk).
                  Menurut Samal (2015), yang menyatakan bahwa tanda-tanda ternak sapi sakit adalah :
1.      Mata suram,cekung,mengantuk,teliga terkulai.
2.      Nafsu makan berkurang, minumnya sedikit dan lambat.
3.       Kotoran sedikit, mungkin diare atau kering dan keras.
4.      Badan panas, detak jantung dan pernafasan tidak normal.
5.      Badan menyusut,berjalan sempoyongan.
6.      Kulit tidak elastic, bulu kusut, mulut dan hidung kering.
7.      Temperature tubuh naik – turun.
Ciri-ciri ternak sehat yaitu ternak aktif, lincah, mata jernih, bulu halus, bersih, nafsu makan normal, pertumbuhan baik, Dari lubang alami tidak keluar cairan atau feses abnormal, jalannya normal, tidak ada luka di tubuh. Ternak yang sakit yaitu ternak kurang aktif/lincah, mata sayu/pucat, bulu kusam, kurang nafsu makan, pertumbuhan kurang baik atau tidak normal, keluar leleran atau lendir yang tidak normal dari lubang-lubang alami (seperti hidung, telinga) misalnya pilek, diare/mencret, jalannya pincang Ada luka, gatal (Departemen pendidikan nasional, 2001).
Hewan yang sehat mempunya  ciri-ciri fisik dari hewan yang sehat biasanya bisa dikenali dari gerakannya yang lincah (gesit), bulu tidak kusam, mata bersinar, lubang alami (mulut, hidung, telinga dan anus) tidak mengeluarkan leleran atau darah, suhu tubuh normal (40 derajat lcius). Sebaliknya hewan yang tidak sehat selain bisa dilihat dari gerakannya yang tidak gesit, bulunya terlihat kusam, mata sayu, mengeluarkan leleran atau darah dari lubang alami, suhu tubuhnya di atas 40 derajat Celsius (Kementrian pendidikan, 2017).
C.      Pemeriksaan Fisik Ternak
Sterilisasi fisik dua tahap proses pemeriksaan kesehatan hewan yaitu pemeriksaan ante mortem dan pemeriksaan pos mortem. Pemeriksaan ante mortem dilakukan sebelum hewan dipotong atau saat hewan masih hidup. Sebaiknya pemeriksaan ante mortem dilakukan sore atau malam hari menjelang pemotongan keesokan harinya. Pemeriksaan pos mortem dilakukan setelah hewan dipotong (Widyani, 2008).
Menurut Widyani (2008), sterilisasi fisik dua tahap proses pemeriksaan kesehatan hewan yaitu pemeriksaan ante mortem dan pemeriksaan pos mortem antara lain :
1.      Pemeriksaan Ante Mortem
Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan fisik dan perilaku.
a.  Pemeriksaan Perilaku
Lakukan pengamatan dan cari informasi dari orang yang merawatnya . Gali informasi sebanyak-banyaknya, namun informasi yang diterima jangan langsung dipercaya 100%, cek kembali kondisi di lapangan.
1)   Nafsu makan
Hewan yang sehat nafsu makannya baik. Hewan sakit nafsu makannya berkurang atau bahkan hilang sama sekali.
2)      Cara bernafas.
Hewan sehat nafasnya teratur, bergantian antara gerakan dada dan gerakan perut. Sesak nafas, ngos-ngosan, nafas pendek berarti hewan sakit.
3)      Cara berjalan.
Hewan sehat jalannya teratur, rapi, bergantian antara keempat kakinya. Pincang, loyo, atau bahkan tak bisa berjalan menunjukkan hewan sedang sakit.
4)      Buang kotoran
Cara buang kotoran dan kencingnya lancar tanpa menunjukkan gejala kesakitan. Konsistensi kotoran (feses) padat. 
b. Pemeriksaan Fisik
1). Suhu tubuh (temperatur)
Gunakan termometer badan (digital atau air raksa), masukkan ujung termometer kedalam anusnya sampai terdengan bunyi biip (termometer digital) atau sampai air raksa berhenti mengalir (termometer air raksa). Suhu tubuh sapi normal berkisar antara 38,5 – 39,20C.
2) Mata
Bola mata bersih, bening dan cerah. Sedikit kotoran di sudut mata masih normal. Kelopak mata bagian dalam (Conjunctiva) berwarna kemerahan (pink) dan tidak ada luka. Kelainan yang biasa dijumpai pada mata yaitu adanya kotoran berlebih sehingga mata tertutup, kelopak mata bengkak, warna merah, kekuningan (Icterus) atau cenderung putih (pucat).
3) Mulut
Bibir bagian luar bersih, mulus dan agak lembab. Bibir dapat menutup dengan baik. Selaput lendir rongga mulut warnanya merata kemerahan (pink), tidak ada luka. Air liur cukup membasahi rongga mulut. Lidah warna kemerahan merata, tidak ada luka dan dapat bergerak bebas. Adanya keropeng di bagian bibir, air liur berlebih atau perubahan warna selaput lendir (merah, kekuningan atau pucat) menunjukkan hewan sakit.
4) Hidung
Tampak luar agak lembab cenderung basah. Tidak ada luka, kotoran, leleran atau sumbatan. Pencet bagian hidung, apabila keluar cairan berarti terjadi peradangan pada hidung. Cairan hidung bisa bening, keputihan, kehijauan, kemerahan, kehitaman atau kekuningan.
5)      Kulit dan Bulu
Bulu teratur, bersih, rapi dan mengkilat. Kulit mulus, tidak ada luka, keropeng dsb. Bulu kusam, tampak kering dan acak-acakan menunjukkan hewan kurang sehat.
6)      Kelenjar Getah Bening
Kelenjar getah bening yang mudah diamati adalah yang berada di daerah bawah telinga , daerah ketiak dan selangkangan kiri dan kanan.. Raba bagian kulitnya dan temukan bentuk benjolan. Dalam keadaan normal tidak terlalu mencolok kelihatan. Apabila ada peradangan kemudian membengkak, tanpa diraba akan terlihat jelas pembesaran didaerah dimana kelenjar getah bening berada.
7)      Daerah Anus
Bersih tanpa ada kotoran, darah dan luka. Apabila hewan diare, kotoran akan menempel pada daerah sekitar anus.
Hasil pemeriksaan ante mortem terdiri atas 3 kelompok yaitu , kelompok yang lolos (sehat), tidak lolok (sakit) dan lolos bersyarat (dicurigai sakit atau sakit yang tidak berbahaya).
2.      Pemeriksaan Pos Mortem
Setelah hewan dipotong (disembelih) lakukan pemeriksaan pos mortem dengan teliti pada bagian-bagian sebagai berikut:
a. Karkas
Karkas sehat tampak kompak dengan warna merah merata dan lembab. Bentuk-bentuk kelainan yang sering dijumpai seperti adanya butiran-butiran menyerupai beras (beberasan–Bali), bercak-bercak pendarahan, lebam-lebam, berair dan sebagainya.
b. Paru-paru
Paru-paru sehat berwarna pink , jika diremas terasa empuk dan teraba gelembung udara, tidak lengket dengan bagian tubuh lain, tidak bengkak dengan kondisi tepi-tepi yang tajam. Ditemukan benjolan-benjolan kecil pada rabaan paru-paru atau terlihat adanya benjolan-benjolan keputihan (tuberkel) patut diwaspadai adanya kuman tbc.

c. Jantung
Ujung jantung terkesan agak lancip, bagian luarnya mulus tanpa ada bercak-bercak perdarahan. Belah jantung untuk mengetahui kondisi bagian dalamnya.
d. Hati
Warna merah agak gelap secara merata dengan kantong empedu yang relatif kecil. Konsistensi kenyal dengan tepi-tepi yang cenderung tajam. Sayat beberapa bagian untuk mengetahui kondisi didalamnya. Kelainan yang sering ditemui adalah adanya cacing hati (Fasciola hepatica atauFasciola gigantica – pada sapi), konsistensi rapuh atau mengeras.
e. Limpa
Ukuran limpa lebih kecil dari pada ukuran hati, dengan warna merah keunguan. Pada penderita anthrax keadaan limpa membengkak hebat.
f. Ginjal
Kedua ginjal tampak luar keadaannya mulus dengan bentuk dan ukuran relatif semetris. Adanya benjolan, bercak-bercak pendarahan, pembengkakan atau perubahan warna merupakan kelainan pada ginjal. Belah menjadi dua bagian untuk emngetahui keadaan bagian dalamnya.
g. Lambung dan Usus
Bagian luar dan bagian dalam tampak mulus. Lekukan-lekukan bagian dalamnya teratur rapi. Penggantung usus dan lembung bersih Tidak ditemukan benda-benda asing yang menempel atau bentukan-bentukan aneh pada kedua sisi lambung dan usus. Pada lambung kambing sering dijumpai adanya cacing yang menempel kuat berwarna kemerahan.
Hasil akhir pemeriksaan pos mortem adalah baik (sehat), tidak baik (sakit/rusak) dan baik sebagian. Kategori baik sebagian karkas/organ dapat dikonsumsi dengan menghilangkan bagian tertentu yang tidak baik. Kategori tidak baik harus diafir semua organ/karkas yang rusak atau seluruh tubuh hewan tersebut.

BAB III
METODE PRAKTEK LAPANG

A.    Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat dilaksanakannya praktek lapaang ini yaitu pada hari Sabtu, tanggal 18 Mei 2019 pukul 06.00-10.00 WITA dan bertempat di Samata Integrated Farming System Jalan Veteran Bakung Kelurahan Samata Kecamatan Somba opu Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan.
B.     Alat dan Bahan
      Alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktek lapang ini adalah alat tulis menulis, stopwatch, thermometer dan kamera
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada praktek lapang ini adalah ternak sapi bali.
C.    Prosedur Kerja
            Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu :
1.      Menyiapkan ternak yang akan diamati.
2.      Mengamati ternak yang sudah disiapkan dan mencatat hasil pengamatan tersebut.
3.      Melakukan pemeriksaan secarah menyeluruh sesuai dengan Format Pengamatan Terlampir pada tabel 1.
4.      Mengukur suhu tubuh ternak dibagian anus dapat menggunkan thermometer manual dengan memasukan kedalam rectum kira-kira 10 cm sejajar tulang belakang.
5.      Memeriksa nafas ternak dengan punggung tangan dan menghitung nafas melalui lubang hidung ternak selama 1 menit.
6.      Memeriksa denyut jantung/pulsus ternak dapat dilakukan dibagian bagian ekor (Arteri Coccygealis) kira-kira 10 cm dari pangkal ekor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan praktek lapang ini adalah :
Tabel 1. Form Pengamatan Fisik Ternak.
No.
Identitas Ternak
Uraian
1.
No. identitas ternak
No. 10
2.
Jenis ternak
Sapi Bali
3.
Ras  Ternak
Bos sondaicus
4.
Jenis  ternak
Betina
5.
Umur ternak
5 tahun
6.
Nama peternak
Prof. Latief Tolleng
7.
Alamat peternak
Jln. Veteran Bakung
8.
Nomor Handpone/Telepon peternak
-
Sumber: Samata Integrated Farming System (SIFS) Kelurahan Samata, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa,  Provinsi Sul-Sel.

Tabel 2. Form Pengamatan Fisik Ternak
No
Pengamatan
    Hasil Pengamatan
1.
Berat badan ternak (Kg)
o   Per tanggal … bulan … tahun 2019
o   Per tanggal … bulan … tahun 2019
o   Per tanggal … bulan … tahun 2019
o   Per tanggal … bulan … tahun 2019


2.
Starus Gizi Ternak
·        Kondisi Kurus / Sedang / Gemuk

Sedang
3.
Nafsu Makan dan Minum
·        Respon jika diberi rumput atau air (Baik / Kurang
Baik
Baik
4.
Suhu Tubuh Ternak
·        Pengukuran per 5 menit
36,7◦ C
5.
Denyut Nadi / Pulsus Ternak
·        Perhitungan per 1 menit
62/Menit
6.
Napas Ternak
·        Perhitungan per 1 Menit
22/Menit
7.
Kebersihan Tubuh Secara Keseluruhan (Bersih / Kotor)
·         Apakah ada kotoran yang menempel di kulit atau bulu (Ada / Tidak Ada)
·         Apakah ada pembengkakan (Ada / Tidak Ada)


Ada kotoran

Tidak ada
8.
Kondisi Kulit dan Bulu
·         Kondisi permukaan kulit (Halus /dan Kasar)
·         Tingkat kelembapan kulit (Mengkilap / Kusan dan Berminyak / Kering)
·         Kerontokan bulu (Rontok / Tidak Rontok)
·         Ada luka / keropong (Ada / Tidak Ada)
·         Turgor Kulit (Baik / Buruk)

Halus

Mengkilap
Tidak rontok

Tidak ada
Baik
Baik
9.
Kondisi Selaput Lendir / Mukosa terdiri pada :
Mulut
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat)
·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)
Hidung
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat


·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)

Mata
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat
·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)
Telingga
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat
·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)
Alat Kelamin
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat
·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)
Anus
·         (Warna Merah Muda-Rose / Pucat
·         (Ada Discharge-kotoran / Tidak Ada)



Merah Muda-Rose
Tidak ada

Merah Muda-Rose
Tidak ada

Pucat
Tidak ada

Merah Muda-Rose
Ada

Merah Muda-Rose
Tidak Ada

Merah Muda-Rose
Tidak ada

Merah Muda-Rose
Ada
10.
Komdisi Kuku
·         Tingkat Kebersihan Kuku (Bersih / Kotor
·         Bentuk Kuku (Normal / Tidak Normal)
·         Telapak Kuku (Normal / Tidak Normal)

Kotor

Normal
Normal
11.
Kondisi Pencernaan
·         Nafsu Makan (Baik / Sedang / Buruk)
·         Kondisi Perut (Normal / Tidak Normal
·         Konsitensi Fases (Keras/Padat/Encer)

Baik
Normal
Padat
12.
Produksi Susu (Naik/Turun/Tetap
-
13.
Kondisi Lingkungan (Kandang, Pakan, dsb)
Kandang bersih
14.
Tingkah Laku Ternak (Agresif/ Tenang/Lemah
Tenang
15.
Informasi Lainnya Yang Perlu Ditambah
-
16.
Kesimpulan Status Hewan (Sehat/Sakit)
Sehat
Sumber: Samata Integrated Farming System (SIFS) Kelurahan Samata, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa,  Provinsi Sul-Sel.

B.     Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diperoleh hasil pengamatan kondisi ternak yaitu jenis ternak yang diambil adalah sapi Bali, ras ternak yaitu Bali, jenis kelamin yaitu betina dan umur ternak yaitu 5 tahun, Pada  pengamatan fisik ternak semuanya terlihat normal seperti kulitnya halus, bulunya mengkilap, matanya bersinar dan lainnya, sehingga ternak yang terpilih adalah ternak yang sehat. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Departemen pendidikan nasional (2001), yang menyatakan ciri-ciri ternak sehat yaitu ternak aktif, lincah, mata jernih, bulu halus, bersih, nafsu makan normal, pertumbuhan baik, Dari lubang alami tidak keluar cairan atau feses abnormal, jalannya normal, tidak ada luka di tubuh.
Nafsu makan dan minum ternak tergolong normal, ketika diberi makanan maka ternak memberi respon dengan baik, ketika sapi tidak memberi respon ketika diberi pakan atau minuman maka besar kemungkinan sapi tersebut terjangkit penyakit. Suhu tubuh ternak yang diperoleh pada sapi yang di teliti dapat dikatakan normal yaitu 36,7°C selama 5 menit di dalam rectum. Pada praktek lapang ini di peroleh hasil denyut nadi sapi yang di jadikan objek penelitian menunjukkan bahwa denyut nadi sapi 62 per menit dan terbilang normal. Napas ternak yang di peroleh pada praktek lapang ini adalah 22 kali selama 1 menit. kebersihan tubuh hewan objek termasuk tidak bersih karena ada kotoran yang menempel pada tubuh ternak serta tidak ada pembengkakan yang terjadi. Kondisi permukaan kulit sapi objek halus serta tingkat kelembapan kulitnya kusam dan berminyak, namun terjadi kerontokan bulu tetapi tidak sampai luka serta turgor kulitnya baik, mungkin kerontokan bulu ini terjadi gesekan pada tiang kandang saat dilakukan pemeriksaan. Tingkat kebersihan kuku pada ternak yang diperiksa yaitu kotor, bentuk kukunya normal dan telapak kakinya pun normal dan Tingkah laku ternak yang menjadi objek penelitian yaitu sapi tenang dan statusnya sehat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kementrian pendidikan (2017), yang menyatakan Hewan yang sehat mempunya  ciri-ciri fisik dari hewan yang sehat biasanya bisa dikenali dari gerakannya yang lincah (gesit), bulu tidak kusam, mata bersinar, lubang alami (mulut, hidung, telinga dan anus) tidak mengeluarkan leleran atau darah, suhu tubuh normal (40 derajat lcius). Sebaliknya hewan yang tidak sehat selain bisa dilihat dari gerakannya yang tidak gesit, bulunya terlihat kusam, mata sayu, mengeluarkan leleran atau darah dari lubang alami, suhu tubuhnya di atas 40 derajat Celsius.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini  yaitu cara mengeahui kondisi kesehatan ternak dari pemeriksaan fisik, tingkah laku dan kondisi fisiologi ternak yaitu dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap manajemen pemeliharaan, kondisi lingkungan, bangunan kandang dan kondisi ternak. Adapun pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi ternak yaitu jenis kelamin, ras ternak, status gizi ternak, nafsu makan dan minum, suhu tubuh ternak, denyut nadi/pulsus ternak, napas ternak, kebersihan tubuh secara keseluruhan (bersih/kotor), kondisi kulit dan bulu, kondisi selaput lendir/mukosa terdiri pada mulut, hidung, telinga, alat kelamin, anus, kondisi kuku, kondisi pencernaan, kondisi lingkungan (kandang, pakan dan sebagainya) dan tingkah laku ternak dan status hewan.
B.     Saran
Adapun saran dalam praktek lapang ini adalah agar menyediakan 2 ternak yang akan diamati, satu ternak yang sehat dan yang satunya ternak yang sakit agar kita dapat mengetahu perbedaan yang nyata antara ternak yang sakit dan sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Teknik Kesehatan Ternak. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta.

Direktorat Pembinaan SMK. 2013. Dasar-Dasar Kesehatan Ternak. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Handoko.J. 2008. Kesehatan Ternak. SUSKA Press. Pekanbaru. Riau.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 2017. Sumber Belajar Penunjang Plpg. Mata Pelajaran/Paket Keahlian Kesehatan Hewan. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan: Jakarta.

Samal, F. 2015. Analisi Manajemen Kesehatan Terhadap produktivitas Ternak Sapi Potong Di PT. Berdikari United Livestock (Buls) Kabupaten Sidrap. Skripsi. UIN Press. Makassar.

Widyani, R. 2008. Kesehatan Hewan. Swagati Press. Yogyakarta.




Laporan praktikum penyakit dan kesehatan ternak (pengamatan dan pemeriksaan) Laporan praktikum penyakit dan kesehatan ternak (pengamatan dan pemeriksaan) Reviewed by Faikatushalihat on July 12, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.