Laporan praktikum biokimia nutrisi ternak (empedu)



BAB I
PENDAHULUAN

  
A.  Latar Belakang
Tubuh tersusun dari berbagai macam organ yang memiliki fungsnya masing-masing. Salah satu organ yang bentuknya kecil namun memiliki fungsi yang amat besar adalah empedu yang bisa kita temukan di area tengah perut, tepatnya di bawah hati. Fungsi empedu yang ditampung oleh kantung empedu adalah untuk membantu sistem pencernaan dan juga ekskresi pada manusia.
Empedu mempunyai peranan penting pada pencernaan makanan terutama lemak. Empedu hati, sebelum disekresi kelumen intestinal lebih dahulu disimpan dikandung empedu. Kandung empedu akan mengosongkan isinya selama proses pencernaan berlangsung di dalam intestin. Empedu dan kelenjar pancreas bermuara ditempat yang sama di dalam intestin. Pengosongan empedu dirangsang oleh hormon kolesistokinin, salah satu komponen hormone Boyliss dan Starling selama berada di dalam kandung empedu, empedu akan mengalami proses pemekatan melalui cara absorpsi air (Wane, 2012).
Fungsi cairan empedu adalah untuk mencerna makanan di dalam usus, terutama lemak. Cairan empedu dari hati ini sebagian disalurkan langsung ke usus dan bercampur dengan  makanan yang akan dicerna. Sementara sebagian cairan lagi masuk ke kantung empedu. Disini sebagian air akan diserap atau dibuang, sehingga cairannya akan lebih pekat. Cairan empedu yang pekat ini lebih efektif untuk mencerna makananan dibandingkan yang langsung dari hati tadi (Arjuna, 2008).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik. Garam empedu merupakan berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan memperbesar daya pengemulsi lemak. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase. Lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak   menghasilkan   senyawa   kompleks  yang  lebih  mudah  larut  dan  mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis (Arjuna, 2008).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan empedu dengan beberapa test yang diujikan yaitu Gmellin’s test, Roesenbach Modification Gmellin’s test dan Smith test.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.       Bagaimana cara mengetahui pigmen uji Gmellin’s test ?
2.         Bagaimana cara mengetahui pigmen uji Roesenbach Modification Gmellin’s test ?
3.      Bagaimana cara mengetahui pigmen uji Smith test ?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk  mengetahui pigmen uji Gmellin’s test.
2.      Untuk  mengetahui pigmen uji Roesenbach Modification Gmellin’s test.
3.      Untuk  mengetahui pigmen uji Smith test
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Empedu
Empedu adalah organ kecil yang terletak di dekat pertengahan perut daerah tubuh. Empedu merupakan zat yang membantu dalam pencernaan lemak. Lemak tidak larut dalam air, sehingga dalam rangka untuk mengemulsi lemak khusus sesuatu yang diperlukan. Cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena mengandung pigmen Bilirubin, Biliverdin, dan Urobilin, yang disekresikan oleh Hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Setiap harinya cairan empedu disekresikan oleh hati sebanyak 500-1000 cc dimana sekresinya berjalan terus menerus, jumlah yang disekresikan akan meningkat jika mencerna lemak (Anion, 2013).
Kandungan empedu merupakan kantong otot kecil yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati). Empedu mengalir dari hati melalui Duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kantung empedu (Duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama. Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada Sfingter oddi, yang terletak beberapa centimeter di bawah lambung (Purnama, 2012).
Menurut Purnama (2012), lapisan empedu (kantong) terdiri dari lapisan luar serosa/pariental, lapisan otot bergaris, lapisan dalam mukosa/viseral yang disebut juga membran mukosa. Bagian-bagian dari kantong empedu adalah sebagai berikut:
1.   Fundus vesika felea, merupakan bagian kantong empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
2.   Korpus vesika felea, bagian dari kantong empedu yang dalamnya berisi getah empedu (cairan empedu).
3.   Leher kandung kemih, merupakan leher dari kantng empedu yaitu saluran pertama masuknya getah empedu ke kantong empedu.
4.   Duktus sistikus, panjangnya 3 cm berjalan dari leher kantung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus, pembetuk saluran empedu ke duodenum.
5.   Duktus hepatikus, saluran keluar dari leher.
6.   Duktus keledokus, saluran yang membawa getah empedu ke duodenum.
B.     Kandungan Empedu
Cairan empedu terdiri dari asam empedu, protein, garam empedu, kalsium dan lemak. Fungsi dari cairan empedu adalah untuk membentuk penyerapan lemak, dan vitamin A, D, E dan K. Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan mempunyai rasa pahit. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik, yaitu asam-asam empedu, Bilirubin dan kolesterol. Asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksikolat. Beberapa fungsi asam empedu antara lain: sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus; dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas; membantu mengadsorbsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten; sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati; dan menjaga agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah, akan menyebabkan terjadinya beberapa endapan kolesterol (Purnama, 2012).
Garam empedu bersifat digestif dan memperlancar kerja enzim dan memperlancar kerja enzim lipase dalam memecah lemak. Garam empedu juga membantu pengabsorpsian lemak yang telah dicernakan (gliserin dan asam lemak) dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan memperbesar daya tembus endothelium yang menutupi vili usus (Murray, 2009).
Dalam empedu terdapat senyawa-senyawa yang penting, diantaranya garam empedu, zat warna empedu, Lesitin, Cholesterol dan garam-garam anorganik. Garam-garam empedu berperan dalam absorpsi lemak dan vitamin-vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan mempermudah daya mengemulsi lemak. Dengan demikian akan mempermudah kerja Lipase, lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghasilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan mudah terabsiorpsi sebagai hasil proses Lipolisis (Panil, 2008).
Garam empedu dibentuk di hati dari kolesterol melalui reaksi yang menyebabkan Hidroksilasi inti Steroid dan memutus rantai sisi. Dalam reaksi pertama, terjadi penambahan sebuah gugus α-Hidroksil kekarbon 7 (di sisi α pada cincin β). Aktivasi 7 α-Hidroksilase yang mengkatalisis reaksi penentu ini ditekan oleh adanya garam-garam empedu. Pada reaksi berikutnya, terjadi reduksi ikatan rangkap dan mungkin terjadi hidroksilasi tambahan. Dihasilkan dua kelompok senyawa yang berbeda. Satu kelompok memiliki gugus α-hidroksi diposisi 3,7 dan 12 dan menghasilkan seri Asam Kenakalat. Melalui reaksi Oksidasi 3 Karbon dikeluarkan dari rantai sisi. Fragmen-5-karbon sisanya yang melekat ke struktur cincin memiliki sebuah gugus Karboksi (Panil, 2008).
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, Bilirubin total akan mengikat sebagian dari Bilirubin total termetabolisme dan bagian ini disebut sebagai Bilirubin langsung. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang member warna pada kotoran (Arifin, 2013).
Bilirubin yang terbentuk di jaringan perifer akan diangkut ke hati oleh albumin plasma. Metabolisme Bilirubin lebih lanjut terjadi dihati. Peristiwa metabolisme ini dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu ambilan Bilirubin oleh sel parenkim hai, konjugasi Bilirubin dalam Reticulum endoplasma halus, dan sekresi Bilirubin terkonjugasi ke dalam empedu (Tjoeliends, 2011).
C.    Pembentukan Empedu
Cairan empedu dibuat dalam hati dan disimpan dalam kantung empedu apabila tidak digunakan. Kantung empedu ini terdapat melekat pada hati. Pada waktu ada proses pencernaan makanan kantung empedu berkontraksi, dan mengeluarkan cairan empedu ke dalam Duodenum, melalui saluran yang menyatu dengan saluran cairan pangkreas pada bagian akhir (Purnama, 2012).
Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning agak kental dan mempunyai rasa pahit. Selama 24 jam dihasilkan cairan empedu sebanyak 500 ml sampai 700 ml dan mempunyai pH antara 6,9 sampai 7,7 kontraksi dan pengenduran kantung empedu diatur oleh hormone kolesistokonin yang dibentuk dalam sel usus, sebagai akibat adanya makanan yang masuk ke dalam usus, terutama protein dan lemak. Cairan empedu mengandung zat-zat organik yaitu HCO3-, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organik yaitu asam-asam empedu, Bilirubin dan Kolesterol (Purnama, 2012).
Pigmen-pigmen empedu sebagian besar merupakan hasil katabolisme Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel-sel darah merah oleh sistem Retikuloendotelial dari hati, limpa dan sumsum tulang. Pigmen empedu yang utama adalah Biliverdin, yang berwaran hijau dan Bilirubin yang berwarna jingga/kuning dan coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang berwarna, misalnya Mesobiliverdin (hijau hingga biru), Mesobilirubin (kuning) dan Mesobilisianin (hijau hingga ungu) (Tjouliends, 2011).
Hati melakukan berbagai fungsi penting dalam tubuh termasuk produksi empedu, suatu campuran zat penting yang disimpan dalam kantung empedu sampai diperlukan. Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi mengandung garam empedu, yang bertindak sebagai deterjen dan membantu dalam pencernaan dan penyerapan lemak, empedu juga mengandung pigmen yang merupakan hasil sampingan perusakan sel darah merah dalam hati pigmen empedu ini dikeluarkan dari tubuh  bersama-sama dengan fases (Panil, 2008).
Empedu dihasilkan oleh hati. Garam empedu yang dihasilkan memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya. Bentuk micelles (Agregat dari asam lemak, kolesterol dan monogliserida) yang dihasilkannya membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan lemak. Pentingnya proses pemecahan lemak dapat larut dalam air. Hati dan kantung empedu adalah dua bagian yang tak terpisah saat kita membahas tentang empedu (Ilham, 2013).
Menurut Panil (2008), fungsi utama dari empedu itu sendiri ada dua yaitu: berperan penting dalam pencernaan dan absorpsi lemak, pencernaan lemak ini dilakukan oleh asam empedu dalam dua tahap yaitu sebagai berikut:
1.      Membantu mengemulsi partikel lemak besar menjadi kecil, sehingga biasa diserang enzim lipase yang disekresikan oleh enzim pancreas.
2.      Membantu transfor dan absorpsi produk akhir lemak yang dicerna menuju dan melalui membrane mukosa intestinal.
Kedua asam empedu adalah alat untuk mengeluarkan produk buangan darah seperti Bilirubin dan kelebihan kolesterol yang dibentuk oleh sel hati. Kandungan empedu merupakan kantong berbentuk seperti buah alpokat yang terletak tepat di bawah lobus kanan inti. Empedu yang disekresi secara terus menerus oleh hati masuk ke dalam saluran empedu yang kecil di hati. Saluran empedu yang kecil-kecil tersebut bersatu membentuk dua saluran yang lebih besar yang keluar dari permukaan  bawah hati sebagai Duktus hepatikus kanan dan kiri, yang akan bersatu membentuk duktushepatikus komunis. Duktus hepatikus komunis bergabung dengan duktus sistikus membentuk duktus koledokus. Pada banyak orang, Duktus koledokus bersatu dengan duktus pankretikus membentuk ampula vateri sebelum bermuara ke usus halus. Bagian terminal dari kledua saluran dan ampela dikelilingi oleh serabut otot Sirkula, dikenal sebagai Sfingar oddi (Panil, 2008).
Menurut Fhianurma (2012), asam-asam empedu yang penting ialah asam kolat dan asam deoksi kolat, beberapa fungsi asam empedu antara lain yaitu sebagai berikut:
1.      Sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus
2.      Dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas
3.      Membantu obsorpsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten
4.      Sebagai perangsang aliran cairan empedu dari hati
5.     Menjaga agar kolesterol tetap larut dalam cairan empedu sebab bila perbandingan asam empedu dengan kolesterol rendah akan menyebabkan terjadinya endapan kolesterol.
Hati merupakan tempat terjadinya biosintesa prottrombin dan fibrinogen persyaratan yang mempengaruhi hati seperti hepatitis dan alkoholisme menahun dapat mempengaruhi proses pengumpalan. Vitamin K diperlukan untuk biosintesa protrombin dan kekurangan terhadap vitamin yang larut dalam lemak ini dapat diperpanjang waktu pengumpalannya. Hati merupakan kedudukan utama bagi metabolisme asam-asam amino (Ilham, 2013).
Empedu adalah produk hati yang mempunyai warna kuning kehijauan dan biasanya memiliki reaksi basa. Kandungan getah empedu dalam vesika fellea adalah air (83,92%), zat-zat padat (14,08%), asam empedu (9,14%), musin dan pigmen (2,98%), kolesterol (0,26%), asam lemak (0,62%), garam-garam anorganik (0,56%), sedangkan berat jenis empedu adalah 1,04%. pH empedu berkisar antara 6,9 – 7,7 pada vesika fellea. Sementara itu saluran empedu ekstrak hepatik mempunyai fungsi utama mengumpul dan memekatkan empedu ke dalam duodenum (Panil, 2008).
Zat warna pada empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir darah merah. Beberapa zat warna itu adalah biliverdin (hijau) dan bilirubin (orange, kuning, cokelat). Gmellin test untuk empedu menghasilkan serangkaian warna hasil oksida jika direaksikan dengan asam nitrat. Asam nitrat mengoksidasi empedu menyebabkan perubahan warna. Perubahan warna yang diperoleh berwarna ungu (Arjuna, 2008).
Pengujian Gmellin yang merupakan nama dari ilmuan Inggris. Prinsip pengujian ini meliputi reaksi antara bilirubin dengan HNO3 yang akan menghasilkan larutan berwarna sesuai dengan konsentrasi HNO3 yang dipakai. Jika kita mengunakan HNO3 pekat (95%) maka akan terbentuk larutan merah muda. Pengujian pettenkoffer akan membuktikan adanya garam dan asam empedu yang terkandung di dalamnya. Prinsip pengujian ini adalah garam pada empedu akan diasamkan oleh H2SO4 dan adanya hasil kondensasi heksosa dari sukrosa akan bereaksi dengan asam empedu membentuk kompleks warna merah di antara 2 lapisan yang terbentuk. Pengujian empedu lainnya yaitu mengetahui sifat pengemulsi lemak dari cairan empedu. Sifat ini wajib dimiliki cairan empedu. Hal ini berkaitan dengan fungsinya dalam pencernaan makanan di dalam tubuh yaitu sebagai pencerna lemak (Anion, 2012).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum kali ini yaitu pada hari Senin tanggal 17 Desember 2018, pukul 13.45-15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B.  Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1.      Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu pipet tetes, tabung reaksi dan rak tabung.
2.      Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu asam nitrat pekat, aquades, alkohol 0,5 %  dan empedu.
C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Gmellin’s test
a.    Menyiapkan alat dan bahan
b.   Memasukkan larutan asam nitrat
c.    Menambahkan empedu 2 ml
d.   Mengamati apa yang terjadi
e.    Mencatat hasilnya

a.    Menyiapkan alat dan bahan
b.   Membasahi kertas saring dengan aquades 2-3 tetes
c.    Menetesi empedu
d.   Menambahkan 1-2 tetes asam nitrat pada kertas saring tersebut
e.    Mengamati apa yang terjadi
f.    Mencatat hasilnya.
3.      Smith test
a.       Menyiapkan alat dan bahan
b.      Memasukkan cairan empedu
c.       Menetesi beberapa tetes larutan alkohol 0,5 %
d.      Mengamati apa yang terjadi
e.       Mencatat hasilnya.
B.  Pembahasan
Adapun pembahasan dari pengamatan diatas adalah sebagai berikut:
1.        Gmellin’s test
Pada tabung pertama untuk empedu pekat, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu pekat menghasilkan larutan warna coklat, cincing, ungu, hijau muda, hijau pekat  dan larutan hijau muda. Pada tabung kedua untuk empedu encer, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu encer terdapat cincin berwarna coklat, keruh dan cincing ungu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan empedu dengan uji Gemllin’s test ini setelah penambahan larutan HNO3 pekat terdapat cincin yang berwarna hijau tua dan larutan hijau muda. Sehingga gemllin’s tes untuk percobaan empedu menghasilkan serangkaian warna yang disebabkan oleh hasil oksidasi jika direaksikan dengan asam nitrat. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulkifli (2014), yang menyatakan bahwa, zat warna pada empedu berasal dari pemecahan hemoglobin pada butir darah merah. Beberapa zat warna itu adalah biliverdin (hijau) dan bilirubin (orange, kuning, cokelat). Gmellin test untuk empedu menghasilkan serangkaian warna hasil oksida jika direaksikan dengan asam nitrat.
2.    Roesenbach Modification Gmellin’s Test
Pada cawan petri yang dilapisi kertas saring serta ditetesi aquades dan ditambahkan larutan empedu pekat sebanyak  1 ml menghasilkan warna coklat, ungu, dan hijau pekat. Sedangkan yang ditetesi aquades dan ditambahkan larutan empedu encer menghasilkan warna putih dan coklat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa percobaan empedu dengan uji Roesenbach Modification Gmellin’s test ini, setelah penyaringan warna yang dihasilkan adalah warna coklat, ungu dan hijau pekat. Hal ini disebabkan karena pada saat penyaringan mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena kandungan empedu yang diperoleh larutan berwarna hijau disebabkan karena dipengaruhi oleh kertas saring.Hal ini sesuai dengan pendapat Anion (2013) yang menyatakan bahwa, asam nitrat mengoksidasi empedu menyebabkan perubahan warna. Pada penyaringan berfungsi untuk mendapatkan pigmen yang lebih spesifik karena kandungan empedu yang diperoleh larutan berwarna hijau.
3.    Smith test
Pada tabung reaksi yang berisi 1 ml larutan empedu dan ditambakan alkohol 0,5 % terdapat cincin yang berwarna hijau. Dapat disimpulkan bahwa percobaan empedu dengan uji Smith test ini setelah penambahan larutan alkohol 0,5 % terdapat cincin yang berwarna hijau. Hal ini disebabkan karena adanya pigmen empedu yang utama adalah Biliverdin, yang berwaran hijau dan Bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjouliends (2011), yang menyatakan bahwa pigmen empedu yang utama adalah Biliverdin, yang berwaran hijau dan bilirubin yang berwarna jingga/kuning coklat. Oksidasi pigmen empedu oleh berbagai pereaksi akan menghasilkan suatu turunan yang berwarna, misalnya mesobiliverdin (hijau hingga biru), Mesobilirubin (kuning) dan Mesobilisianin (hijau hingga ungu).
BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui pigmen pada percobaan Gmillin’s test yaitu pada tabung pertama untuk empedu pekat, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu pekat menghasilkan larutan busa, hitam, cokelat, orange dan cokelat bening. Pada tabung kedua untuk empedu encer, tabung reaksi yang berisi HNO3 pekat berwarna bening setelah penambahan empedu encer menghasilkan larutan terdapat cincin, busa dan cokelat.
2.    Untuk mengetahui pigmen pada empedu dilakukan uji Roesenbach modification Gmellin’test dengan menggunakan laruta empedu pekat yang ditetesi dengan HNO3 peka mka akan mengalami perubahan warna.
3.    Pada uji Smith Test duntuk mengetahui pigmen dengan cara lerutan empedu ditambahkan dengan larutan Alkohol 0,5 % maka akan mengalami perubahan warna.
B.       Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu sebaiknya sebelum melakukan praktikum bahan yang akan digunakan disediakan sesuai dengan praktikum yang akan dilakukan agar tidak menghambat jalannya praktikum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anion, 2013. Biologi Hati dan Kandungan Empedu.Apotik online dan media informasi obat-penyakit:: medicastore.com. (17 Desember 2018).

Arjuna, 2008. Biokimia Nutrisi. Malang: Bayumedia.

Arifin. 2013. Biologi Edisi Ke-3 Jilid 5. Jakarta: Erlangga
Fhianurma. 2012. Pengertian Empedu. http://bereaksi-dengan-blog-pengertian-empedu.html. (17 Desember 2018)

Purnama. 2012. Ikhtisar Biokimia Dasar A. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

(16 Desember 2018)

Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper edisi 27. EGC: Jakarta.
Panil, Zulbadar. 2008. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sulkifli. 2014. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Tjouliends. 2011. Laporan Praktikum Biokomia Uji Gmelin. http://Laporan-Praktikum-Biokimia-Uji-Gmelin.blog.com.html. (16 Desember 2018)           

Wane. 2012. Kandungan Empedu, Komposisi Empedu dan Fungsi. http://kandungan-empedu-kompoisisi-dan-fungsi-empedu/ catatan wane berbagi- informasi.html. (16 Desember 2018).




Laporan praktikum biokimia nutrisi ternak (empedu) Laporan praktikum biokimia nutrisi ternak (empedu) Reviewed by Faikatushalihat on July 14, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.