Ketersediaan pakan masih menjadi kendala pengembangan ternak
ruminansia dan non ruminansia di indonesia. Hal ini disebabkan sebagian besar
bahan pakan bersifat musiman dan semakin sempitnya lahan untuk menanam hijauan
pakan karena dialih fungsikan menjadi kawasan pemukiman dan industri. Akibatnya
kualitas dan harga pakan menjadi fluktuatif, selanjutnya mempengaruhi
produktivitas ternak. Sehingga diperlukan suatu teknologi peyiapan pakan yang
tidak hanya tahan simpan, tapi juga mengandung nutrien yang sesuai dengan
kebutuhan ternak. Salah satunya adalah teknik silase ransum komplit dengan
memanfaatkan sumber pakan lokal yang mudah di dapat contohnya adalah batang
pisang.
Bahan
pakan alternatif dapat berasal dari limbah pertanian, hasil sampingan
agro-industri, hasil ikutan ternak dan pengolahan ternak, limbah perikanan dan
bahan pakan non-konvensional. Batang dan bonggol pisang merupakan salah satu
limbah pertanian atau perkebunan yang dihasilkan dari pemanenan tanaman pisang
yang dapat dijadikan bahan pakan alternative.
Dilihat
dari ketersediaan nutrien yang ada pada batang dan bonggol pisang serta
besarnya potensi limbah tersebut, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
alternatif yang tersedia sepanjang tahun maka dapat dilakukan teknologi
pengawetan. Pengawetan merupakan salah satu cara untuk mengatasi kekurangan
pakan di musim kemarau, salah satu teknik pengawetan adalah silase. Silase
merupakan hasil pengawetan Hijauan Makanan Ternak (HMT) atau bahan-bahan lain
melalui suatu proses fermentasi yang dibantu oleh jasad renik dalam kondisi
anaerob (tanpa oksigen) baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan
pengawet.
Silase
adalah metode pengawetan hijauan berdasarkan pada proses fermentasi asam laktat
yang terjadi dalam kondisi anaerob. Produk akhir yang paling diharapkan dari
proses silase adalah asam asetat dan asam laktat. Produksi asam selama proses
fermentasi akan menurunkan pH pada material hijauan sehingga dapat menghambat
pertumbuhan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
Silase
hijauan pakan yang berkualitas baik akan dihasilkan ketika fermentasi
didominasi oleh bakteri yang menghasilkan asam laktat, sedangkan aktifitas
bakteri klostridia rendah, jumlah bakteri asam laktat pada awal fermentasi
merupakan faktor penting yang menentukan kualitas silase yang dihasilkan.
Penambahan bakteri asam laktat hasil fermentasi sebanyak 1% (v/b) pada ensilase
jerami padi segar menghasilkan peningkatan nilai koefisien cerna fraksi serat
kasar dan konsentrasi asam lemak terbang total. Sedangkan penambahan 3% bakteri
asam laktat hasil fermentasi pada rumput tropika dapat meningkatkan kualitas
fermentasi silase, dengan ditandai oleh pH dan konsentrasi N-NH3 yang rendah.
Keberhasilan
proses pembuatan silase tergantung tiga faktor utama, yaitu ada tidaknya serta
besarnya populasi asam laktat, sifat-sifat fisik dan kimiawi bahan hijauan yang
digunakan serta keadaan lingkungan. Pembuatan silase sering ditambahkan dengan
bahan tambahan (aditif) berupa molases untuk meningkatkan asam laktat. Molases
merupakan produk sampingan selama proses pemutihan gula pada industri gula tebu
dan molases tidak dapat lagi dibentuk menjadi sukrosa namun masih mengandung
gula dengan kadar tinggi 50-60%, asam amino dan mineral. menambahkan molases
mengandung nutrisi cukup tinggi untuk kebutuhan bakteri, sehingga dijadikan
bahan alternatif sebagai sumber karbon dalam media fermentasi
Berikut cara pengolahan silase batang pisang untuk ternak:
A.
Alat
dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktik
lapang ini adalah :
1. Alat
Alat yang digunakan
dalam praktek lapang ini adalah alat tulis, ember, baskom, botol plastik,
kantong plastik,
terpal dan timbangan.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktek lapang ini
adalah batang pisang 10 kg, dedak halus 1,5 kg, EM4 2 tutup botol dan molases 1
kg.
B.
Produser
Kerja
Prosedur
kerja pada praktik lapang ini adalah sebagai berikut:
1.
Menyiapkan alat dan bahan.
2.
Mencacah batang pisang menjadi
kecil-kecil.
3.
Menimbang semua bahan yang akan
digunakan.
4.
Hamparkan batang pisang diatas
terpal.
5.
Melarutkan molases
dan EM4.
6.
Menghomogenkan
semua bahan tersebut.
Menyimpannya
selama 7 hari
Cara Sederhana Membuat Silase Batang Pisang Untuk Pakan Ternak
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 16, 2020
Rating:
No comments: