AKU PENJAHATNYA


Aku pernah sebodoh itu, mendapatimu tengah mengulum senyum memandangi layar ponsel. Jemari lincah mengetik kata demi kata dalam jeda yang tak lama. 

Aku merasakan bedanya. Namun aku tak punya nyali untuk meruntuhkan hubungan ini.

"Iya sayang, sebentar ya" ucapmu siang itu, seperti tak peduli lalu tetap berkutat dengan ponsel meski mendengar rengekanku yang saat itu ingin mengajakmu berbincang ringan.

Aku melirik sekilas, lalu menelan gumpalan ludah yang dari tadi tertahan di tenggorokan. Entah, ada rasa sesak di dalam sini.

Udara di kampus begitu panas mungkin karena beberapa bulan terakhir hujan tak pernah turun di kota ini. Kulihat kamu makin asyik tersenyum pada layar.

Aku begitu ingat tiga tahun yang lalu, saat kau memutuskan untuk sepenuhnya mencintaiku sampai akhir hidupmu. Kamu adalah laki-laki yang baik dan penuh pengertian. Tapi tak pernah menuntut lebih, itu yang kusuka darimu. 

Namun akhir-akhir ini, aku mendapatimu sering chat mesra dengan seseorang. Kebahagiaan ini pun perlahan mulai memudar. 

"Sibuk Yang? Berhenti dulu main hapenya" rengekku manja lalu menunggu reaksimu.

Seperti dugaanku, raut wajahmu seolah tengah meredam amarah. Sedetik dua detik, perlahan mulai keluar serentetan keluhanmu. Bahwa selama ini aku terlalu posesif, selalu menaruh curiga, kekanak-kanakan. Yah, aku salah! Akulah penjahatnya.

Melihat reaksimu, membuatku semakin curiga. Sampai suatu ketika tak sengaja aku menemukan bukti pengkhianatanmu, sore itu aku meminjam ponselmu lalu diam-diam membuka whatsapp dan benar saja kulihat sebuah pesan masuk ke nomor wa mu. Entah sebuah keberuntungan bagiku, karena semua percakapan lamamu dengan perempuan penggoda itu belum terhapus.

"Jangan lupa makan" 

Serasa ada luka yang kian mengaga di dada begitu membacanya. Lalu terbayang senyummu seperti yang selalu kulihat itu, tiap kau asik memandangi layar ponsel.

Memang sudah sejak lama kutahu ini alasannya. Semakin ku geser ke bawah, kubaca, semakin sangat menyakiti rasanya.

"Iya, kamu sudah makan? Makan ya, nanti sakit"

Begitu balasanmu.

Jemariku gemetar, butiran hangat perlahan jatuh membasahi pipi. Tak sanggup lagi membaca balasan demi balasan selanjutnya.

"Apa yang kamu lakukan?" Tiba-tiba kamu datang dengan marah dan hendak merampas ponsel milikmu dari genggamanku.

"Jelaskan apa ini?" Tanyaku dengan suara serak. Menunjukkan layar dimana tertera rentetan pesan dari seorang perempuan, tepat ke wajahmu.

Kamu membelalak, tegang, namun tak ada raut penyesalan bahkan setelah chat mesramu terbongkar. Kita bertengkar hebat, tangisku diakhiri dengan berbalik lalu melangkah pergi. Diam-diam berharap kau ikut menyusulku di belakang namun ternyata tidak. Samasekali kau tidak mengejarku.

Kamu tetap benar, menurutmu kamu benar dan aku salah. Bisa kusimpulkan dari ekspresi wajahmu yang mengeras itu.

"Kamu terlalu posesif, aku tidak suka diatur-atur"

Deggg...kamu kembali menang. Kalimatmu begitu benar dan menghujam, dalam.

Nanti dilanjut.... :")


AKU PENJAHATNYA AKU PENJAHATNYA Reviewed by Faikatushalihat on June 16, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.