Prank Kemenag Ajarkan Mahasiswa UIN Bersedekah, Sabar dan Beristighfar

Mahasiswa yang menempuh pendidikan di PTKIN saat ini kesabarannya tengah diuji karena ulah menggemaskan kemenag yang kurang humanis. 

Hidup ini memang tentang keikhlasan dan kesabaran. Keikhlasan yang dimaksud adalah ikhlas, tabah dan qanaah dalam menghadapi kemenag serta menerima seluruh keputusan yang diberikan. Rencana pemangkasan uang kuliah tunggal (UKT) sebesar 10 persen urung diberlakukan. Pembatalan itu menyusul dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI yang isinya mencabut SE yang dikeluarkan sebelumnya karena adanya potongan APBN untuk Kemenag sebesar Rp 2,2 triliun.

Memang dampak corona yang dirasakan tidak mengenal kalangan. Jika ukt tidak dipotong atau digratiskan, mahasiswa merasakan dua kerugian. Pertama semester sekarang yang berlangsung tidak optimal karena perkuliahan daring tidak semua mahasiswa mempunyai koneksi internet yang mumpuni. Kedua, semester depan pun tidak menjamin akan berjalan normal. Jika tetap harus membayar sesuai angka normal, beban yang harus ditanggung benar-benar berat dan tak sedikit mahasiswa yang menjerit karena harus memutar otak untuk tetap survive. 

Bukan berarti sebagai mahasiswa terlampau tinggi menuntut atau menyalahkan, tapi ini hanya sekedar permohonan agar hidup ini tidak semakin berat. Di titik ini, logika kapitalisme harus dikesampingkan dan mengedepankan kemanusiaan. Jika debitur UMKM telah diberikan kebijakan relaksasi kredit, kenapa tidak mahasiswa juga diberi relaksasi UKT.

Mungkin sebagai mahasiwa, kita memang harus tetap tabah. Kemenag pastinya paham bahwa ini merupakan salah satu cara agar mahasiswa bisa menjadikan ini sebagai ladang uji kesabaran tingkat tinggi apalagi di bulan ramadhan. Tentu kemenag tidak sedang memberikan harapan palsu, melainkan agar anggaran ini bisa lebih optimal dan membawa manfaat bagi masyarakat yang terdampak covid-19. Secara tidak langsung, menag ajarkan mahasiswa UIN untuk tetap ikhlas bersedekah.

Sebagai mahasiswa sekaligus rakyat jelata yang  sebenarnya juga terdampak covid-19 namun tidak bisa berbuat apa-apa, sudah seharusnya kita menurut dengan ketetapan yang berlaku. Mari berhusnudzon:")