KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi
rabbil alamin.
Puji
syukur kami panjatkan atas kehadirat dan rahmat Allah swt. Yang telah
memberikan kami kesehatan dan kesabaran dalam mengerjakan makalah ini. Tak lupa
pula salawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. sebagai suri
tauladan yang telah mengantarkan umatnya menuju jalan kebenaran.
Dalam
pembuatan makalah ini, berbagai macam halangan / rintangan telah kami lalui.
Tapi, karena ketekunan dan kesabaran dari anggota kelompok sehingga makalah ini
dapat selesai tepat waktu dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Nutrisi Dasar Ternak”. Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada ibu Nurwahidah.J.S.Pt,M.Si
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam
pembuatan makalah ini.
Samata, 6 April
2018
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
a.
Latar
belakang...........................................................................................
b.
Rumusan
masalah .....................................................................................
c.
Tujuan
penulisan .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
a.
Pengertian
protein ....................................................................................
b.
Fungsi
protein............................................................................................
c.
Penggolongan
protein................................................................................
d.
Pakan
yang mengandung protein..............................................................
e.
Proses
metabolisme protein pada ternak kambing.....................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................
a.
Kesimpulan
...............................................................................................
b.
Saran
.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Istilah protein berasal dari kata
Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini
diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder (1802-1880),
karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme.
Protein adalah bagian dari semua sel
hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima bagian tubuh
adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima didalam tulang dan
tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam jaringan lain
dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan
darah, matriks interseluler dan sebagainya protein..
B. Rumusan
Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan kami bahas yaitu:
1. Apakah
yang dimaksud dengan protein?
2. Apakah
fungsi dari protein itu?
3. Berapakah
bentuk penggolongan protein?
4. Pakan
apa sajakah yang mengandung protein?
5. Bagaimana
proses metabolisme protein dalam tubuh ternak kambing?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari protein
2. Untuk
mengetahui fungsi dari protein
3. Untuk
mengetahui penggolongan protein
4. Untuk
mengetahui pakan yang mengandung protein
5. Untuk
mengetahui proses metabolisme
protein dalam tubuh ternak kambing
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Protein
Protein merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul
tinggi dan terdiri
atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan
peptida. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen. Beberapa asam amino disamping itu mengandung unsur-unsur fosfor,
besi, sulfur, iodiom, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein,
karena terdapat didalam semua protein akan tetapi tidak terdapat didalam
karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16% dari berat protein.
B. Fungsi
Protein
Adapun fungsi
dari protein yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai biokatalisator (enzim).
2. Sebagai protein transport. Contohnya
hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen
dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan
dalam hati sebagai kompleks dengan feritin.
3. Sebagai pengatur pergerakan. Protein
merupakan komponen utama daging. Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul
(aktin dan miosin) protein yang saling bergeseran. Pergerakan silia dan flagela
pada organisme protista akibat dari protein tubulli pada organel tersebut.
4. Sebagai penunjang mekanis. Kekuatan dan daya tahan robek
kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen. Pada persendian ada elastin. Pada
kuku, bulu rambut ada protein keratin.
5. Pertahanan tubuh dalam bentuk antibodi. Suatu protein khusus
yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan
lain lain.
6. Sebagai media perambatan impuls saraf. Protein ini biasanya
berbentuk reseptor misalnya rodopsin suatu protein yang bertindak sebagai
reseptor atau penerima warna atau cahaya pada sel sel mata.
7. Sebagai pengendalian pertumbuhan.
Protein bekerja sebagai reseptor yang dapat mempengaruhi fungsi bagian bagian
DNA yang mengatur sifat dan karakter.
C. Penggolongan
Protein
1. Penggolongan
protein berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya protein
dibedakan atas :
·
Protein globular
Protein globular berbentuk bola terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein ini larut dalam air, berdifusi cepat dan bersifat dinamis,
mudah berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam serta mudah mengalami
denaturasi. Contohnya meliputi enzim, hormon dan protein darah.
·
Protein serabut (fibrous)
Terdiri
atas beberapa rantai peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain
sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein fibrous mempunyai
bentuk molekul panjang seperti serat atau serabut, tidak larut dalam air.
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi dan tahan terhadap enzim pencernaan.
Protein ini terdapat dalam unsur-unsur struktur tubuh. Contohnya meliputi
kolagen ; miosin ; fibrin ; dan karatin pada rambut, kuku, dan kulit.
2. Penggolongan
protein berdasarkan sumbernya
·
Protein hewani
·
Protein nabati
Protein nabati adalah protein yang
berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti
hijauan atau rerumputan
3. Penggolonagan
protein berdasarkan komponen - komponen penyusunnya
·
Protein sederhana
(simple protein)
·
Protein kompleks (complex
protein, conjugated protein)
Hasil hidrolisa total dari protein jenis
ini, selain terdiri atas berbagai jenis asam amino, juga terdapat komponen
lain, misalnya unsur logam, gugusan phosphat dan sebagainya (contoh:
hemoglobin, lipoprotein, glikoprotein, dan sebagainya)
·
Protein derivat
(protein derivative)
Ini merupakan ikatan antara
(intermediate product) sebagai hasil hidrolisa parsial dari protein native,
misalnya albumosa, peptone, dan sebagainya.
4.
Penggolongan protein berdasarkan fungsinya
·
Protein sempurna (protein
lengkap)
Disebut sebagai protein sempurna bila protein ini sanggup mendukung
pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan. Protein jenis ini adalah protein
kelas tertinggi ditinjau dari fungsi gizinya, sanggup mendukung pertumbuhan ternak, contoh protein hewani.
·
Protein setengah sempurna (protein
setengah lengkap)
Disebut sebagai protein setengah sempurna bila sanggup mendukung
pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dalap mendukung pertumbuhan ternak. Protein ini asam aminonya
lengkap tetapi jumlahnya sedikit.
·
Protein tidak sempurna (protein
tidak lengkap)
Disebut sebagai protein tidak sempurna bila sama sekali tidak
sanggup menyokong pertumbuhan badan, maupun pemeliharaan jaringan. Protein ini
tidak sanggup mendukung kesehatan siapapun, karena tidak sanggup memelihara
jaringan yang luas terpakai dan rusak, apalagi mendukung pertumbuhan badan.
Meskipun dikonsumsi dalam jumlah besar, kualitas protein ini akan dibakar untuk
menghasilkan energi dan tidak ada yang dipergunakan untuk sintesa protein tubuh
yang diperlukan untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan jaringan.
D. Pakan
Yang Mengandung Protein
Pakan yang mengandung protein
dibedakan menjadi 3 kelompok:
·
Kelompok hijauan sebagai sisa hasil pertanian yang terdiri
atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun nangka, daun pisang, daun
ketela rambat, ganggang dan bungkil).
·
Kelompok hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro,
turi kaliandra, gamal dan sentero.
·
Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan,
tepung tulang dan sebagainya).
E. Proses
metabolisme protein pada ternak
kambing
Gambar di atas menunjukkan bahwa
mikroba rumen memecah protein menjadi peptida dan asam amino kemudian hasil
akhir fermentasi berupa asam lemak terbang, asam keto alpha, dan amonia yang
digunakan untuk mensintesis protein bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba rumen, sedangkan untuk hasil akhir pencernaan protein yang tidak dapat
dimanfaatkan oleh tubuh yaitugasCO2danCH4(methan).
Metabolisme
protein terbagi menjadi 2 macam yaitu
anabolisme dan katabolisme. Ruminansia
memperoleh dua sumber protein untuk kebutuhan hidupnya, yaitu dari
UIP/By Pass protein dan dari mikroorganisme rumen. Protein yang masuk ke dalam
rumen berasal dari pakan dan endogenus N(Saliva dan dinding rumen) dan kedua
sumber tersebut dapat berupa protein murni maupun nitrogen bukan protein(NPN)
Di dalam rumen,
DIP bersama-sama dengan protein yang berasal dari saliva akan dirpmbak oleh
enzim protease yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, protozoa, fungi)
proteolitik menjadi oligopeptida. Sekitar 40% bakteri rumen memiliki aktifitas
proteolitik. Bakteri ini memiliki enzim protease yang terikat pada permukaan
sel sehingga mudah kontak dengan
pakan/substrat. Protozoa juga memilik kemampuan sebagai protease intraseluler,
sehingga berperan dalam degradasi protein di dalam rumen. Selanjutnya
oligopeptida akan dihidrolisa oleh enzim peptidase menjadi asam amino. Sebagian
asam amino ini akan diserap melalui dinding rumen dan sebagian lagi dideaminasi
menjadi asam keto alfa yang menghasilkan amonia, CH4 dan CO2. disamping amonia
perombakan protein juga menghasilkan VFA. Dalam setiap proses fermentasi asam
amino di dalam rumen akan selalu terbentuk amonia.
Protein yang
terdapat pada pakan di dalam rumen ternak kambing akan mengalami proteolisis
oleh enzim protase yang dihasilkan oleh mikroba rumen menjadi peptida yang
memiliki rantai pendek, kemudian peptide ini akan dihidrolisis menjadi asam
amino dan sebagian peptida digunakan
bakteri pengguna asam amino.
Renin adalah
enzim proteolitik dan bertanggung jawab terhadap pemecahan jendalan susu
tersebut pada pedet yang berumur sangat muda sebelum enzim tersebut digantikan
oleh pepsin. Jendalan kasein mengalami degradasi secara bertahap oleh renin dan
atau pepsin serta asam klorida dan secara partial pencernaan protein ini akan
berlangsung selama 24 jam. Setelah masuk ke dalam intestinum maka enzim yang
lain akan berperan untuk mencerna bahan pakan tersebut. Enzim-enzim seperti
tripsin, kimotripsin, dan karbopeptidase yang disekresikan oleh pankreas serta
peptidase lain yang disekresi intestinum kemudian bahan pakan telah menjadi asam
amino akan dilanjutkan dengan absorpsi di dalam usus halus. Pergantian renin
oleh pepsin secara garadual di dalam abomasum terjadi dengan semakin dewasanya
pedet. Aktifitas renin mencapai puncaknya pada pH 4, sedangkan optimum pH
pepsin adalah 2. Walaupun sudah ada, aktifitas pepsin sangat rendah hingga
pedet berumur 3 minggu. Setelah itu
terjadi peningkatan pepsin karena pedet juga mulai mengkonsumsi pakan selain
susu. Sebelum pedet dapat mencerna nonmilk protein (tanaman, hewani atau ikan),
cairan abomasum harus mencapai pH 2 agar pepsiin dapat berfungsi secara
optimal.
Konsentrasi
amonia yang optimum untuk pakan setelah didegradasi di dalam rumen adalah
sebesar 3,57 mM. Produksi amonia yang melebihi 3,57 mM tidak semua digunakan
untuk sintetis protein mikroba tetapi sebagian akan diserap oleh dinding rumen
dan disekeresikan melalui urine. Kadar amonia yang diperlukan untuk menunjang
keperluan mikroba adalah antara 4-9 mM.
Degradasi
protein di dalam rumen menghasilkan peptida dan asam amino, di mana sebagian
asam amino, dimana sebagian asam amino tersebut akan didegradasi lebih lanjut
menjadi asam lemak terbang, amonia dan karbondioksida. Amonia yang terbentuk
merupakan sumber nitrogen utama bagi pertumbuhan mikroba. Sebagian amonia
diabsorbsi lewat dinding rumen dan dibawah ke hati yang akan diubah menjadi
urea. Urea yang terbentuk sebagian masuk kembali kedalam rumen baik melalui
saliva maupun yang langsung menembus dinding rumen dan sebagian dikeluarkan melalui
urin.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protein
merupakan senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi dan terdiri atas rantai-rantai panjang
asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida.
Fungsi protein antara lain
; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport,Sebagai
pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh
dalam bentuk antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai
pengendalian pertumbuhan.
Pakan yang mengandung protein
dibedakan menjadi 3 kelompok: yaitu kelompok hijauan sebagai sisa hasil
pertanian yang terdiri atas jenis daun-daunan sebagai hasil sampingan (daun
nangka, daun pisang, daun ketela rambat, ganggang dan bungkil). Kelompok
hijauan yang sengaja ditanam, misalnya lamtoro, turi kaliandra, gamal dan
sentero. Kelompok bahan yang dihasilkan dari hewan (tepung ikan, tepung tulang
dan sebagainya).
B. Saran
Sebaiknya pakan
yang diberikan pada ternak lebih baik jika proteinnya itu berasal dari hijauan
dan pakan pun harus seimbang antara karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral.
DAFTAR
PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Dan
Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran (EGC)
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Murray, dkk. 2009. Biokimia
Harper Edisi 27. Jakarta: Penerbit Buku Kedokeran (EGC)
Budianto A K. 2009. Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia: Dasar- Dasar Ilmu
Gizi. Malang: UMM Press.
Irianto K dan Waluyo K. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: Yrama Widya.
Almatsier
S. 1989. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia.
Sediaoetama AD. 2008. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I.
Jakarta: Dian Rakyat.
Winarno
F.G. 1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Makalah nutrisi dasar ternak (protein)
Reviewed by Faikatushalihat
on
July 10, 2020
Rating:
No comments: