Laporan praktikum mikrobiologi ternak (pengenalan alat-alat laboratorium)


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka
semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam
sampai pada mikrooorganisme yang tak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi.
Mikrobiologi ialah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme: bakteri, protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinamakan mikroba atau protista dimana adanya, ciri-cirinya, kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya, pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita. Mikroorganisme sangat erat kaitannya, dengan kehidupan kita, beberapa di antaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni tubuh manusia. Beberapa mikrooranisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya, pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi  penisilin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan limbah (Michael, 2011).
Alat-alat laboratorium mikrobiologi seperti lemari pengeram (inkubator), autoklav, rak dan tabung reaksi, beker glass, pipet hisap, pipet ukur, pinset, cawan petri, lidi kapas steril, lampu spritus, ose (Selian, dkk., 2013).
Pengujian total mikroba dilakukan dengan menggunakan metode cawan. Metode hitungan cawan palig banyak digunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada bahan pangan. Medium yang digunakan antara lain, medium plate
count agar (PCA), tabung reaksi, cawan petri, pipet, inkubator (Safitri dan Swarastuti, 2011).
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum pengenalan alat-alat laboratorium agar dapat mengetahui fungsi dari alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi.
B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa saja peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis?
2.      Apa fungsi dan bagaimana mengoprasikan peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis?
C.      Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengenal berapa peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.
2.      Untuk mengetahui fungsi dan mengoprasikan peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian mikrobiologis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Pengertian Mikrobiologi
Mikrobiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari makhluk hidup berukuran mikroskopik (Mikroba) meliputi bakteri, algae, protozoa, fungi, dan virus (Hajoeningtijas, 2012).
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasannya adalah semua makhluk hidup yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga, protozoa, dan archaea (Zulkarnain, 2012).     
Mikrobiologi berasal dari kata Mikro (kecil atau renik), Bio (hidup) dan Logos (ilmu). Jadi mikrobiologi merupakan bidang ilmu biolgi yang mengkaji tentang mikroba yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel seperti bakteri, alga, protozoa dan fungi mikroskopik, bahkan virus meskipun virus tidak termasuk sel sebab materi genetiknya hanya dibungkus oleh protein dan tidak memiliki kemampuan tumbuh secara mandiri (Hafsah, 2010).
Istilah mikroba (disebut juga mikroorganisme, mikrobia, maupun jazad renik) bukan nama dari suatu kelompok organism seperti hewan dan tumbuhan, melainkan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan suatu organisme yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan mikroskop. Secara umum, mikroba merupakan organisme yang sangat sederhana. Umumnya bakteri, protozoa, dan beberapa alga serta fungi mikroskopik merupakan mikroba bersel tunggal. Bahkan mikroba yang multiselluler pun tidak memiliki ukuran sel yang besar (Syahruddin, 2010).
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang
perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satyu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme (Natsir, 2011).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi seringkali kita tidak terlepas dari alat-alat
yang berada dalam laboratorium. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang fungsi
dan sifat-sifat dari alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi hampir sama dengan peralatan-peralatan yang umumnya digunakan di laboratorium kimia yaitu berupa alat-alat gelas antara lain: tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur dan pipet volumetrik, labu ukur (tentukur), labu erlenmeyer, gelas piala, pH meter, gelas arloji, termometer, botol tetes, pembakar spiritus, kaki tiga dengan kawat asbes dan rak tabung (Zulkarnain, 2012).






Berikut ini adalah ayat yang berkaitan dengan praktikum
Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah/2: 29
 uqèd Ï%©!$# šYn=y{ Nä3s9 $¨B Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏJy_ §NèO #uqtGó$# n<Î) Ïä!$yJ¡¡9$# £`ßg1§q|¡sù yìö7y ;Nºuq»yJy 4 uqèdur Èe@ä3Î/ >äóÓx« ×LìÎ=tæ ÇËÒÈ  
29. Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu.

B.       Pengelompokan Alat-Alat Mikrobiologi Beserta Fungsinya
Adapun pengelompokan alat-alat mikrobiologi beserta fungsinya menurut (Hendaryono, 2012) yaitu:
1.      Inkubator,
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70Oc.
2.      Colony counter
Berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu
alat tersebut dilengkapi dengan skala atau kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di reset.
3.      Mikropipet
Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup
kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya, hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.
4.      Pipet ukur
Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
5.      Pipet tetes
Pipet tetes (Pasteur Pippete), fungsinya sama dengan pipet ukur, namun
volume yang dipindahkan tidak diketahui. Salah satu penerapannya adalah dalam
menambahkan HCl atau NaOH saat mengatur pH media, penambahan reagen ada uji biokimia, dan lain-lain.
Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan mikroba khususnya bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan lampu UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan lampu dihidupkan (Rahmat, 2011).
Gelas ukur dipakai untuk menukar air suling dan bahan kimia yang akan digunakan. Ukuran gelas ukur bermacam-macam mulai dari volume 25 ml sampai dengan volume 2,50 ml. Jenis gelas ukur ada yang tahan panas (dari pirex) dan ada yang tidak tahan panas (dari gelas biasa). Untuk pembuatan larutan sterilisasi eksplan yaitu chlorox selalu membutuhkan gelas ukur ini (Hendaroyono, 2012).
Cawan petri digunakan sebagai tempat memotong-motong eksplan yang akan ditanam kedalam botol kultur. sebelum dipakai, cawan petri harus disterilkan dengan cara dibungkus memakai koran, lalu dimasukkan kedalam autoclave dan disterilkan selama satu jam. Pembungkus cawan petri yang telah disterilisasi jangan dibuka diluar enkas supaya tidak terkontaminasi. Penutup cawan petri jangan dibuka jika tidak perlu dan usahakan membuka cawan petri dilakukan secepat mungkin (Sandra Edhi, 2013).
Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam melakukan secara akurat pengenceran dengan pelarut sampai tandah batas (Donald, 2014).
Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan, rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak, shaker untuk menghomogenkan larutan, tabung reaksi sebagai tempat penyimpanan larutan, water bath sebagai tempat membuat media. Penangas air untuk mencairkan medium, maknetik stirrer untuk mengaduk dan tabung durham untuk penelitian fermentasi (Indan, 2012).
Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati, yaitu mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron (Edhi, 2013).
Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC (Selian, dkk., 2013).
BAB III
METODE PRATIKUM
A.  Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakanya pratikum ini pada hari Sabtu, 04 Mei 2019, pukul 08.00-10.00  WITA bertempat di Laboratorium Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata, Gowa.
B.  Alat dan Bahan
1.    Alat
Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah autoklaf, bunsen, bulp, cawan petri, corong, cortex mixer, colony contour, deck glass, desikator, gegep, gelas kimia, gelas ukur, hot plate, inkubator, kaki tiga, kawat kasa, kaca preparat, labu enlenmeyer, laminator air flow, mikroskop, neraca analitik, ose, oven, pipet skala, rak tabung, shaker, tabung reaksi, water bath.
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah pupen dan kertas.
C.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Mengamati bentuk alat.
3.      Mencatat nama dan fungsi.
4.      Mengambil gambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil Pengamatan
Tabel hasil pengamatan alat-alat laboratorium mikrobiologi.
No
Nama alat
Fungsi
Gambar
1.
Autoklaf
Sebagai sterilisasi basah
 
2.
Bunsen
Untuk memanaskan larutan
        
3.
Bulp
Untuk mengambil suatu larutan
 
4.
cawan petri
Media tumbuh mikroba
5.
Corong
Memindahkan pemindahan larutan
    
6.
cortex mixer
Menghomogenkan dalam jumlah larutan
  
7.
colony contour
Menghitung jumlah koloni bakteri
 
8.
deck glass
Penutup dari kaca preparat
  
9.
Desikator
Sebagai tempat pertumbuhan bakteri dan kurangi kadar air
     
10.
Gegep
Untuk menjepit
11.
gelas kimia
Tempat penyimpanan larutan
 
12.
gelas ukur
Menyimpan sementara larutan dan mengukur larutan
    
13.
hot plate
Menghomogenkan larutan
 
14.
Inkubator
Memperbanyak mikroba
 
15.
kaki tiga
Menyangga kawat kasa
   
16.
kawat kasa
Pengangga bunsen
   
17.
kaca preparat
Tempat peletakan mikroba sebelum diamati
   
18.
labu enlenmeyer
Tempat larutan dan media tumbuh bakteri
 
19.
laminator air flow
Mengisolasi bakteri
   
20.
Mikroskop
Melihat preparat yang akan diamati
        
21.
neraca analitik
Menimbang atau mengukur suatu bahan
 
22.
Ose
Untuk menggoreskan bakteri yang akan dibiakkan
     
23.
Oven
Untuk sterilisasi kering
 
24.
pipet skala
Untuk mengambil suatu larutan
           
25.
rak tabung
Tempat tabung reaksi
 
26.
Shaker
Menghomogenkan larutan
  
27.
tabung reaksi
Media tumbuh mikroba
  
28.
Water bath
Tempat membuat media
Sumber: Laboratorium Peternakan, Jurusan Ilmu  Peternakan Fakultas Sains    dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Makassar, 2019.

D.      Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diperoleh bahwa autoklaf berfungsi sebagai alat sterilisasi basah menggunakan uap air panas bertekanan, lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Hal ini sesuai dengan pendapat Selian, dkk, (2013) yang menyatakan bahwa autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC.
Bunsen berfungsi untuk memanaskan larutan, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan.
Bulp suatu alat untuk mengambil larutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan.
Cawan petri alat berupa piring kecil sebagai tempat penyimpanan media, medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai
penutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendaryono (2012) yang menyatakan bahwa Cawan petri berfungsi untuk membiakkan (kultivasi) mikroorganisme.
Medium dapat dituang ke cawan bagian bawah dan cawan bagian atas sebagai penutup. Cawan petri tersedia dalam berbagai macam ukuran, diameter cawan yang biasa berdiameter 15 cm dapat menampung media sebanyak 15-20 ml, sedangkan cawan berdiameter 9 cm kira-kira cukup diisi media sebanyak 10 ml.
Corong merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk memudahkan memindahkan larutan, penggunaannya dengan cara menuangkan larutan
langsung ke dalam mulut corong, dimana sebelumnya ujung corong telah dimasukkan ke dalam mulut tabung. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan.
Cotex mixer untuk menghomogenkan larutan dalam skala kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan.
Colony contour untuk menghitung jumlah koloni mikroba, cara menggunakannya yaitu setelah on menyimpan cawan petri didalamnya yang
berisi bakteri atau jamur ke dalam kamar hitung, mengatur alat penghitung pada
posisi 000 dan mulai menghitung dengan menggunakan jarum penunjuk sambil
melihat jumlah pada layar hitung. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendaryono (2012) yang menyatakan bahwa colony contour berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawankarena adanya kaca pembesar. Selain itu alat tersebut dilengkapi dengan skala atau kuadran yang sangat berguna untuk pengamatan pertumbuhan koloni sangat banyak. Jumlah koloni pada cawan Petri dapat ditandai dan dihitung otomatis yang dapat di reset.
Deck glass berfungsi untuk menutup kaca preparat. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa Di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat.
Desikator sebagai tempat pertumbuhan bakteri dan mengurangi kadar air. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri.
Gegep merupakan alat yang berbahan dasar kayu berfungsi sebagai penjepit bisanya menjepit tabung reaksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit.
Gelas kimia berbahan dasar kaca yang berfungsi untuk menghomogenkan dan tempat penyimpanan larutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan.
Gelas ukur untuk menyimpan sementara larutan dan mengukur larutan. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan.
Hot plate untuk menghomogenkan larutan. Hal ini sesuai dengan pendapat indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan.
Inkubator merupakan alat yang berfungsi untuk memperbanyak mikroba dan tempat penyimpanan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendaryono (2012) yang menyatakan bahwa inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada suhu yang terkontrol. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Kisaran suhu untuk inkubator produksi Heraeus B5042 misalnya adalah 10-70Oc.
Kaki tiga berfungsi sebagai penyangga kawat kasa. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat.
Kawat kasa untuk menyangga bunsen. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen.
Kaca preparat berfungsi sebagai media tempat peletakan mirkoba sebelum diamati. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati.
Labu elenmeyer berfungsi sebagai tempat larutan dan media tumbuh bakteri. Hal ini sesuai dengan pendapat Donald (2014) yang menyatakan bahwa Labu ukur digunakan untuk menyiapkan volume larutan yang akurat. Labu ini berbentuk seperti buah per, dengan leher kurus yang panjang, sehingga dapat memudahkan operator dalam melakukan secara akurat pengenceran dengan pelarut sampai tandah batas.
Laminator air flow berfungsi untuk mengisolasi bakteri. Hal ini sependapat dengan Rahmat (2011) yang menyatakan Laminar air flow adalah alat yang akan digunakan gunakan untuk pengerjaan mikroba khususnya bakteri. Cara penggunaannya dibersihkan menggunakan alcohol 70 % dan lampu UVnya dinyalahkan selama 30 menit terlebih dahulu untuk proses sterilisasinya. Setelah laminar air flow siap digunakan, lampu UV dimatikan, fan dan lampu dihidupkan.
Mikroskop berfungsi untuk mengamati benda-benda kecil yang tak kasat mata. Hal ini sesuai dengan pendapat Edhi (2013) yang menyatakan bahwa Di dalam pekerjaan mikrobiologi dibutuhkan alat yang khusus untuk melihat mikroorganisme. Salah satu alat yang sering digunakan adalah mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran kecil. Mikroskop dalam bahasa Yunani dari micron yaitu kecil dan scopos yaitu tujuan. Jadi, mikroskop adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Daya pembesaran mikroskop menyebabkan kita dapat melihat struktur mikroorganisme yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang. Pembesaran yang dapat mikroskop adalah sekitar 100 kali sampai 400.000 kali.
Neraca analitik merupakan alat yang berfungsi untuk menimbang atau mengukur suatu bahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan.
Ose alat berupa kawat kecil yang berfungsi untuk menggoreskan bakteri yang akan dibiakkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan.
Oven yaitu alat sterilisasi basah yang digunakan untuk meminimalisir jumlah mikroba pada suatu benda. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan.
Pipet skala adalah alat yang digunakan untuk mengambil larutan dengan ukuran yang akurat. Hal ini sesuai dengan pendapat Hendaryono (2012) yang menyatakan Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
Rak tabung biasanya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat tabung reaksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan, rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak.
Shaker yaitu alat yang berukuran besar yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan dalam jumlah yang banyak. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose (inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan, rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak, shaker untuk menghomogenkan larutan.
Tabung reaksi yaitu alat untuk menghancurkan dan sebagai tempat tumbuh miroba. Hal ini sependapat dengan Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan, rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak, shaker untuk menghomogenkan larutan, tabung reaksi sebagai tempat penyimpanan larutan, water bath sebagai tempat membuat media.
Water bath merupakan alat yang berukuran besar berfungsi sebagai tempat membuat media. Hal ini sesuai dengan pendapat Indan (2012) yang menyatakan bahwa di samping peralatan gelas tersebut pada laboratorium mikrobiologi masih
ada sejumlah alat yang khusus antara lain: otoklaf, oven, mikroskop, jarum ose
(inokulasi), jarum preparat, gelas objek, kaca penutup, keranjang kawat untuk
sterilisasi, inkubator untuk membiakkan mikroorganisme dengan suhu yang konstan, spektrofotometer untuk mengukur kepekatan suspensi atau larutan, bunsen untuk memanaskan larutan, bulp untuk mengambil suatu larutan, corong untuk memudahkan pemidahan larutan, kortex mixer untuk menghomogenkan larutan, deck glass untuk untuk menutup kaca preparat, desikator untuk sebagai tempat pertumbuhan bakteri, gegep sebagai penjepit, gelas kimia untuk menyimpan larutan, gelas ukur untuk mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, kaki tiga untuk penyangga kawat, kawat kasa untuk menyangga bunsen, kaca preparat sebagai media peletakan mikroba sebelum diamati, neraca analitik untuk menimbang dan mengukur suatu bahan, rak tabung sebagai tempat penyimpanan rak, shaker untuk menghomogenkan larutan, tabung reaksi sebagai tempat penyimpanan larutan, water bath sebagai tempat membuat media.
BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut:
1.      Alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah autoklaf, bunsen, bulp, cawan petri, corong, cortex mixer, colony contour, deck glass, desikator, gegep, gelas kimia, gelas ukur, hot plate, inkubator, kaki tiga, kawat kasa, kaca preparat, labu enlenmeyer, laminator air flow, mikroskop, neraca analitik, ose, oven, pipet skala, rak tabung, shaker, tabung reaksi, water bath.
2.      Autoklaf berfungsi sebagai alat sterilisasi basah, bunsen berfungsi untuk memanaskan larutan, bulp suatu alat untuk mengambil larutan, cawan petri alat berupa piring kecil sebagai tempat penyimpanan media, corong merupakan alat laboratorium yang berfungsi untuk memudahkan memindahkan larutan, cortex mixer untuk menghomogenkan larutan dalam skala kecil, colony contour untuk menghitung jumlah koloni mikroba, deck glass berfungsi untuk menutup kaca preparat, desikator sebagai tempat pertumbuhan bakteri dan mengurangi kadar air, gegep merupakan alat yang berbahan dasar kayu berfungsi sebagai penjepit bisanya menjepit tabung reaksi, gelas kimia berbahan dasar kaca yang berfungsi untuk menghomogenkan dan tempat penyimpanan larutan, gelas ukur untuk menyimpan sementara larutan dan mengukur larutan, hot plate untuk menghomogenkan larutan, inkubator merupakan alat yang berfungsi untuk memperbanyak mikroba dan tempat penyimpanan, kaki tiga berfungsi sebagai penyangga kawat kasa, kaca preparat berfungsi sebagai media tempat peletakan mirkoba sebelum diamati, labu elenmeyer berfungsi sebagai tempat larutan dan media tumbuh bakteri, laminator air flow berfungsi untuk mengisolasi bakteri, mikroskop berfungsi untuk mengamati benda-benda kecil yang tak kasat mata, neraca analitik merupakan alat yang berfungsi untuk menimbang atau mengukur suatu bahan, ose alat berupa kawat kecil yang berfungsi untuk menggoreskan bakteri yang akan dibiakkan, oven yaitu alat sterilisasi basah yang digunakan untuk meminimalisir jumlah mikroba pada suatu benda, pipet skala adalah alat yang digunakan untuk mengambil larutan dengan ukuran yang akurat, rak tabung biasanya terbuat dari kayu yang berfungsi sebagai tempat tabung reaksi, shaker yaitu alat yang berukuran besar yang berfungsi untuk menghomogenkan larutan dalam jumlah yang banyak, tabung reaksi yaitu alat untuk menghancurkan dan sebagai tempat tumbuh miroba, water bath merupakan alat yang berukuran besar berfungsi sebagai tempat membuat media.
B.     Saran
Adapun saran saya pada praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan harus lebih serius dalam melakukan praktikum agar dapat mengetahui alat-alat yang ada dalam laboratorium mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA

Angela Marici Sasi. 2018. Rancang Bangun Alat Vortex Mixer Dilengkapi Sensor Pendeteksi Keberadaan Cuvet Berbasis Arduino Uno.Univerersitas Respati Yogyakarta. Yogyakarta.

 

Baharuddin dan Aziz, Fitria. 2013. Laboratorium Kimia.Makassar jurusan kimia uin Alauddin.
Hafsah, L. 2010. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. UMM-PRESS: Malang.

Humaidah, S. 2011. Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob. Surabaya. Institut Teknologi Sepuluh November.

 

Ilham. 2011, Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir Grain, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, Vol 2(2).
Ira Isti’anah. 2017. Rancang Bangun Hot Plate Magnetic Stirrer Berbasis Mikrokontroler Atmega8. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta.
Mikael, D. 2011. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
Murray, D. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta.
Ni Luh Ari Yusasrini,dkk. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Udayana.

Ririn Andriani. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal mikrobiologi. Fakultas Farmasi. Universitas Halu Oleo.

 

Safitri, M.F dan Swarastuti, A. 2011. Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir Grain. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan.

Syahruddin. S. 2010. Diklat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UPN Peteran: Yogyakarta.

Yulipriyanto H. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengolahannya. Yogyakarta(ID). Graha Ilmu
Zahid, M., 2010, Pemilihan Bahan Kimia yang Tepat Untuk Dekontaminasi Di Dalam Laboratorium, Ulasan Ilmiah.
Zulkarnain. 2012. Mikrobiologi Dasar Sejarah Perkembangan Mikrobiologi. Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Tadulako.



Laporan praktikum mikrobiologi ternak (pengenalan alat-alat laboratorium) Laporan praktikum mikrobiologi ternak (pengenalan alat-alat laboratorium) Reviewed by Faikatushalihat on July 10, 2020 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.